
PWMU.CO – Majelis Tabligh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Wonokromo menggelar Kajian Ramadan 1446 H perdana pada Ahad (9/3/2025).
Kegiatan ini berlangsung sore hari menjelang berbuka puasa di Masjid Syuhada, yang terletak di kompleks pendidikan Muhammadiyah Gadung.
Kajian kali ini menghadirkan narasumber, Wakil Ketua PWM Jatim, Dr M Sholihin Fanani MPSDM.
Dalam pemaparannya, ia mengawali kajian dengan menjelaskan berbagai bentuk syukur yang dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Menurutnya, ada tiga bentuk syukur yang harus diterapkan oleh setiap Muslim: Pertama, Syukur bil qauli, yaitu bersyukur melalui ucapan, seperti mengucapkan Alhamdulillah.
Kedua, Syukur bil fi’li, yaitu bersyukur melalui perbuatan baik dan menjauhi kemaksiatan. Ketiga, Syukur bil maal, yaitu bersyukur dengan harta, seperti berinfak dan bersedekah setiap hari.
Empat Tips Mencapai Derajat Muttaqin
Selain membahas tentang syukur, Sholihin Fanani juga menyampaikan bahwa ibadah puasa di bulan Ramadan bukan sekadar menahan lapar dan haus.
Ia menekankan pentingnya menjadikan Ramadan sebagai momentum untuk mencapai derajat muttaqin, sebagaimana yang dijelaskan dalam al-Qur’an.
Dalam kajian tersebut, ia menyampaikan empat tips yang dapat dilakukan agar mencapai ketakwaan sejati:
Satu, Tarbiyatul Iradat – Mendidik keinginan agar dapat dikendalikan dan tidak lepas kontrol. Seseorang harus mampu menahan diri dari hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam, termasuk dalam urusan harta.
“Jangan sampai seseorang rela melakukan korupsi hanya demi memenuhi hasrat duniawi semata,” tegasnya.
Ia juga mencontohkan bahwa malaikat hanya taat kepada Allah tanpa mempertanyakan perintah-Nya.
Kedua, Tarbiyatul Aulad – Mendidik anak-anak agar turut serta memakmurkan bulan Ramadan. Salah satu caranya adalah dengan membiasakan mereka menjalankan ibadah harian serta mengikuti kajian keislaman.
“Di beberapa sekolah, biasanya ada daily planner berisi checklist ibadah, seperti shalat wajib dan rangkuman kajian yang diikuti,” jelasnya.
Ketiga, Tarbiyatul Ilahiyah – Meningkatkan aspek ibadah dan spiritual di bulan Ramadan. Ia mengingatkan pentingnya menjadikan Allah sebagai satu-satunya tempat berserah diri.
“Hal ini perlu ditanamkan agar kita tidak terjerumus ke dalam kesyirikan dalam bentuk apa pun,” ujarnya.
Keempat, Tazkiyatun Nafs – Mendidik jiwa agar lebih tenang dan tertata. Fanani menegaskan bahwa puasa seharusnya melatih seseorang untuk lebih sabar dan peka terhadap kondisi orang-orang di sekitarnya.
“Jangan sampai kita memiliki sifat sombong, yaitu menolak kebenaran dan merendahkan sesama manusia,” pesannya.
Kajian Ramadan ini diakhiri dengan sesi tanya jawab, di mana para peserta aktif bertanya seputar implementasi nilai-nilai ketakwaan dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan ini menjadi awal dari rangkaian kajian Ramadan yang akan diselenggarakan oleh PCM Wonokromo sepanjang bulan suci ini. (*)
Penulis Habib Amrullah Editor Alfain Jalaluddin Ramadlan