
PWMU.CO – Pada Hari Senin (10/3/2025), Dana Anak-anak PBB (UNICEF) memperingatkan bahwa krisis air di Jalur Gaza telah mencapai tingkat kritis. Saat ini, hanya satu dari sepuluh warga Palestina yang dapat mengakses air minum yang aman.
Pejabat UNICEF di Gaza Rosalia Bollen menyatakan bahwa 90 persen warga Palestina di Gaza tidak memiliki akses ke air minum yang aman.
Sebanyak 600.000 orang yang sebelumnya telah mendapatkan kembali akses air sejak November 2024, kini kembali terputus dari pasokan air bersih.
Badan-badan PBB memperkirakan 1,8 juta orang, lebih dari setengahnya adalah anak-anak, sangat membutuhkan bantuan air, sanitasi, dan kebersihan.
Menurut laporan Berita PBB, situasi ini semakin memburuk akibat pembatasan bantuan kemanusiaan yang diberlakukan dalam beberapa pekan terakhir.
Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) juga memperingatkan bahwa kondisi ini mirip dengan yang terjadi pada Oktober 2023.
Komisaris Jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini menegaskan bahwa keputusan Israel melarang masuknya bantuan kemanusiaan dan pasokan komersial ke Gaza hampir sepuluh hari lalu mengancam kehidupan warga sipil.
“Perjanjian gencatan senjata telah menunjukkan bahwa kapan pun ada kemauan politik, bantuan kemanusiaan dapat disalurkan tanpa hambatan dan tanpa gangguan,” ujar Lazzarini.
Ia menambahkan bahwa sangat penting bagi ribuan keluarga dan anak-anak untuk mendapatkan kembali akses air bersih.
Bantuan kemanusiaan harus segera diizinkan masuk ke Gaza agar dapat mempertahankan kemajuan yang telah dicapai selama fase pertama gencatan senjata serta memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. (*)
Penulis Adi Amar Haikal Husin Editor Wildan Nanda Rahmatullah