PWMU.CO – Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN) diperingati banyak pihak. Tidak terkecuali SD Muhammadiyah 1 Wringinanom. Senin (6/11/2017) pagi mulai pukul 08.00 WIB, ratusan siswa menggelar peringatan HCPSN di halaman sekolah.
Peringatan hari sayang hewan beralangsung meriah karena juga diikuti personel komunitas Krian Pecinta Satwa (KPS). Praktis, kehadiran para personel komunitas pecinta hewan memberikan warna tersendiri di dalam peringatan HCPSN yang jatuh pada 8 November tersebut. Suasana pembelajaran yang sehari-hari terlihat di SD Muhammadiyah 1 Wringinanom berubah jadi pemandangan atraksi hewan bak di taman safari atau tempat wisata lain.
Ratusan siswa terlihat antusias, apalagi 20 personel muda-mudi berseragam serba hitam dari KPS memberikan daya tarik sendiri.
Mereka bukan datang dengan berombongan mengendarai sepeda motor, tetapi juga membawa beraneka jenis hewan langka.
Di antara yang dibawa hewan jenis ular seperti ular piton, sanca kembang, molorus albino, dan tiger. Tidak hanya itu, mereka juga membawa porosus atau buaya, mencit (tikus putih), iguana, burung hantu (owl) dan sugar glidder (tupai terbang).
Berbagai jenis satwa tersebut jadi tontonan di hadapan 306 murid yang berkumpul di halaman sekolah. Tak sedikit dari siswa juga ketakutan melihat hewan-hewan langka itu. “Aku takut, aku takut!” teriak salah satu siswa.
Personel KPS rupanya tanggap dengan kondisi sebagian siswa yang masih ketakutan.Mereka pun kemudian mengeluarkan ular dan buaya. Dua hewan liar itu dielus-elus untuk menunjukkan pada siswa kalau dekat dengan ular dan buaya tidak menakutkan asal dilakukan secara benar.
Trik para personel KPS rupanya ampuh. Para siswa yang awalnya masih ketakutan akhirnya menunjukkan keberaniannya bahkan ada yang mencoba menyentu kulit ular dan tidak terjadi apa-apa.
Akhirnya suasana menjadi cair, dan para siswa pun menikmati. Kegiatan peringatan HCPSN digelar dengan dua sesi. Pada sesi pertama, para murid diajarkan cara merawat, memberi makan, dan bersahabat dengan satwa.
Lantas mereka diberi kesempatan bertanya dan berfoto sambil menyentuh atau menggendong satwa pilihan mereka, sehingga ada interaksi langsung antara siswa dan satwa.
“Hehe … rasanya licin, geli dan berat,” kata Ahmad Alfarizzi, siswa kelas V Abu Hurairah setelah berfoto memegang ular Molorus Albino.
Antusiasme para murid sangat tinggi. Mereka bukan hanya setia mengikuti acara sampai selesai, tetapi juga aktif mengajukan berbagai macam pertanyaan. Tak sedikit dari siswa yang bertanya juga mengundang tawa karena lucu nan lugu, tetapi juga ada yang bertanya lugas dan mendalam layaknya seorang ilmuan hebat.
Intan Rahmawati Chandra, misalnya. Siswi kelas VI ini bertanya seputar cara membedakan ular berbisa dan tidak. “Bagaimana cara membedakan ular berbisa dan tidak berbisa?” tanyaRahmawati pingin tahu.
Salah satu anggota personel KPS M. Febri Harianto langsung tanggap dan memberikan penjelasan. “Kalau kepalanya berbentuk menyerupai segitiga itu berbisa, tetapi kalau agak lonjong itu tidak berbisa,” jelas Febri.
Ratusan siswa makin bersemangat karena para personel KPS yang bawa berbagai macam satwa juga melanjutkan acaranya dengan gelar atraksi satwa. Di antara atraksi yang dipertontonkan adalah atraksi iguana saat mempertahankan daerah teritorialnya dan atraksi antisipasi menangani ular jinak maupun liar. Ratusan siswa terlihat menikmati acara pertunjukkan hingga tak beranjak dari tempat mereka.Suara tepuk tangan dan sorak sorai terus mengiringi sepanjang pertunjukan.
“Semangat murid SD Muhammadiyah 1 Wringinanom patut diacungi jempol. Pertama kalinya kami datang ke sekolah di Wringinanom dan mendapat respon luar biasa positif” ujar M. Febri Harianto menyampaikan kesannya.
Kepala SD Muhammadiyah 1 Wringinanom, Kholiq Idris, SPd menyampaikan bahwa para siswa tidak hanya perlu dijejeli dengan pelajaran-pelajaran akademik, tapi pelajaran kasih sayang pada hewan juga perlu ditanamkan. Peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional jadi momentum untuk mnenanamkan nilai-nilai kasih sayang pada hewan.
“Apalagi hadits Nabi sendiri sudah jelas: Irham man fil ardhi yarhamukum man fissamai. Artiinya, sayangilah makhluk yang ada di bumi, niscaya makhluk yang ada di langit akan menyayangi kalian,” tutur Kholiq. Hadits ini, lanjut dia, menjadi inspirasi pihaknya menggelar kegiatan ini dengan mengundang komunitas KPS. “Karena satwa termasuk salah satu makhluk Allah yang harus disayangi juga,” jelas dia.
Komunitas KPS sendiri berlokasi di Mandiri Residence Krian. Komunitas ini dulunya diketuai Jaelani yang akrab disapa Om Jay, namun sekarang dipimpin Surya Santoso. Komunitas ini beranggotakan hampir 50 orang pecinta satwa mulai dari satwa harga Rp 0 sampai yang berharga jutaan. (kikI/rou)