
PWMU.CO – Suasana penuh semangat dan khidmat menyelimuti Masjid Al Hikmah Pusdamu Gambiran saat berlangsungnya Kajian Ramadan bersama Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Banyuwangi, Sabtu (15/3/2025).
Acara yang dihadiri oleh 250 peserta dari berbagai Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) se-Banyuwangi ini mengangkat tema besar Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur, membahas syarat-syarat negeri yang baik menurut Islam.
Santri dari MBS Al Hikmah turut berperan aktif dalam menyukseskan acara ini. Faim, Fatan, Fitra, Hafiz, Afrizal, Abyan, dan Aqil diberi amanah dalam berbagai tugas, mulai dari menjadi qari al-Quran, menjaga meja registrasi, mengoperasikan proyektor, hingga menata alas kaki jamaah. Keaktifan mereka menjadi bukti nyata bahwa santri tidak hanya belajar di dalam kelas, tetapi juga mengasah keterampilan sosial dan kepemimpinan dalam kegiatan nyata.
Lima Syarat Negeri yang Baik
Dalam kajian utama, narasumber menjelaskan bahwa sebuah negeri yang baik harus memenuhi lima syarat utama, yaitu:
- Masyarakatnya ikhlas dalam beribadah – Setiap individu memiliki kesadaran tinggi dalam menjalankan perintah Allah, bukan sekadar rutinitas, tetapi dengan hati yang penuh keikhlasan.
- Akhlak pemimpin yang amanah dan terpercaya – Pemimpin harus memiliki tanggung jawab besar dan menjadi teladan bagi masyarakatnya.
- Kesungguhan dalam mengelola negara – Tidak ada kebaikan dalam sebuah negeri jika para pemangku kepentingan bekerja dengan asal-asalan. Keseriusan dalam mengelola urusan publik menjadi kunci utama.
- Keseimbangan kehidupan dunia dan akhirat – Kemajuan material harus diiringi dengan kekuatan spiritual agar kesejahteraan tidak hanya bersifat duniawi, tetapi juga membawa berkah ukhrawi.
- Kesadaran akan kata nashuha dalam kesalahan kolektif – Setiap individu harus memiliki budaya introspeksi, memperbaiki diri, serta tidak malu untuk mengakui dan memperbaiki kesalahan secara kolektif.
Kajian ini memberikan pemahaman mendalam bagi para peserta, terutama dalam menanamkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Santri MBS Al Hikmah, Santri yang Berkhidmat
Peran serta santri dalam acara ini menjadi cerminan dari konsep Santri Berkhidmat. Mereka tidak hanya belajar, tetapi juga mengabdi dan melayani umat. Mereka tidak sekadar mendengar kajian, tetapi juga mengambil bagian dalam proses penyelenggaraan, menunjukkan bahwa santri bukan hanya penonton, melainkan pelaku yang aktif dalam dakwah dan pelayanan masyarakat.
Semangat para santri ini sejalan dengan visi MBS Al Hikmah dalam mencetak generasi muda yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki kepedulian sosial dan jiwa kepemimpinan yang kuat.
Semoga dengan acara seperti ini, semakin banyak kader Muhammadiyah yang siap membangun negeri menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.
Penulis Arif Maeshawl Nur Jagad Editor Zahra Putri Pratiwig