
PWMU.CO – Materi tentang Self-Manajemen dan Implementasi Akhlak Remaja disampaikan dalam acara Ramadan Staycation SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) Gresik di Hotel Grand Whiz Trawas Mojokerto, Selasa-Kamis (18-20/3/2025).
Pemateri, Heru Kusumahadi Lc MPdI, memulai sesi dengan pertanyaan pemantik, “Apa yang ingin kalian lakukan saat ini?”
Jawaban beragam muncul dari 104 peserta Ramadan Staycation. Ada yang ingin bermain, tidur, bahkan ada yang menjawab tidak ingin melakukan apa pun.
“Dalam hidup, kita memiliki rasa dan akal. Dua hal inilah yang menentukan apa yang kita rasakan dan pikirkan,” ujarnya.
Ia melanjutkan bahwa dalam Islam, dua hal tersebut diwujudkan dalam bentuk aturan dan akhlak. Sinergi antara keduanya menjadikan Islam sebagai agama yang sempurna.
Pentingnya Aturan dalam Kehidupan
Heru kemudian memberikan ilustrasi tentang penerapan aturan. “Dalam permainan sepak bola, yang membuat permainan menarik adalah adanya aturan gol, bukan sekadar mencetak gol,” katanya.
Ia mengajak peserta membayangkan jika semua bola yang melewati garis putih dianggap sebagai gol, maka permainan akan kehilangan daya tariknya. Sebaliknya, gol hanya sah jika bola melewati garis putih di dalam gawang yang dijaga, serta ditendang dengan teknik dan momentum yang tepat. Dengan banyaknya aturan, gol menjadi momen yang dinanti dan bermakna. Dari sini, dapat disimpulkan bahwa aturanlah yang membuat hidup terasa lebih bermakna.
“Anak-anak, jika kalian masih berada dalam pagar rumah, pagar sekolah, dan aturan Islam, maka kalian akan selamat. Ingatlah, aturan Islam bukan untuk mengekang atau mempersulit, melainkan untuk memberikan rasa aman, ketenangan, bahkan menyelamatkan,” tegasnya.
Akhlak dan Pemahaman Hidup
Terkait akhlak, Heru mengutip sebuah kutipan menarik: “Jika seseorang memberikan tanda ‘love’ dengan jempol, lalu mengapa kamu membacanya dengan hati?” Kutipan ini disambut senyum dan tepuk tangan dari para peserta.
Heru kemudian mengangkat firman Allah dalam Surah an-Nahl ayat 78, yang artinya: Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur.
Ia menekankan bahwa pengetahuan didapat melalui proses mendengar, memahami apa yang dilihat, dan akhirnya menilai dengan hati nurani.
“Kemampuan untuk menyeimbangkan aturan dan akhlak akan menjadikan remaja yang tangguh dan siap menyongsong kesuksesan,” pungkasnya. (*)
Penulis Fitri Wulandari Editor Wildan Nanda Rahmatullah