
PWMU.CO — Ahad sore (23/03/2025) di Masjid At-Taqwa Brengkok telah berlangsung kajian Ramadan dan buka bersama (bukber) bersama warga Muhammadiyah Brengkok.
Kegiatan ini dilaksanakan oleh Takmir Masjid At-Taqwa Muhammadiyah Brengkok. Pembicara pada kajian Ramadan kali ini adalah Agus Kholis Musta’in SE.
Tema kajian ini adalah tentang keimanan. Ia mengawali kajiannya dengan membacakan Quran Surat Yunus ayat 58, “Katakanlah (Nabi Muhammad), Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya itu, hendaklah mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan”.
Ia menjelaskan bahwa kabar gembira yang lebih tinggi derajatnya dari dunia itu adalah bulan Ramadan.
“Bulan Ramadan adalah bulan penuh keberkahan dari segala sisi. Seperti banyak sekali makanan yang disediakan untuk orang yang berpuasa,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia juga menjelaskan di dalam bulan Ramadan ada kesempatan untuk membuka pintu surga, menutup pintu neraka, dan mengikat setan-setan.
“Tapi kesempatan itu tergantung diri sendiri, mau apa tidak? Sebab ada yang tidak mau memanfaatkan kesempatan itu,” jelasnya yang juga berdomisili di Sedayulawas.
Lantas siapa orang-orang yang mengambil kesempatan itu? mereka adalah orang-orang yang beriman. Karena keimanan itu adalah sesuatu yang sangat berharga.
Lebih jauh, ia mengungkapkan tentang keimanan siapa yang paling dikagumi oleh Rasul. Bukan malaikat, bukan pula para nabi dan bukan pula para sahabat, melainkan keimanan suatu kaum sesudah Nabi Muhammad.
Sebab mereka mengimani Nabi dan isi kitabullah, walaupun tidak pernah bertemu dengan Nabi.
Keimanan itu Sesuatu yang Mahal
Secara terus terang, ia mengutip Quran Al-imran ayat 91 tentang berharganya keimanan itu bahwa meski orang-orang kafir memberikan emas seisi bumi agar terhindar dari azab Allah, tapi itu sia-sia.
Keimanan itu mahal sekaligus menjadi kontrol sosial. Orang akan merasa takut dan berhati-hati di manapun berada. “Jaminan orang mukmin itu tidak akan zina, tidak akan minum khamr, tidak akan korupsi,” tegasnya.
“Lantas sebaliknya, jika mereka melakukan itu semua berarti keimanannya hilang seketika,” sambungnya.
Sebagai penutup, ia mengingatkan akan welas asih Allah menutupi dosa-dosa manusia. “Keistimewaan Allah memberikan keimanan. Seseorang yang punya banyak dosa tapi punya iman sebiji dzarah, akan masuk neraka dahulu sebelum akhirnya masuk surga,” ungkapnya.
Jadi, ia berpesan bahwa keimanan memang bisa menjadi penjamin masuk surga tapi jangan sampai mampir dulu di neraka.
Setelah kajian selesai, tak lama berselang adzan Maghrib berkumandang. Seketika para warga memakan takjil yang disediakan dan dilanjut shalat Maghrib berjamaah.
Selesai jamaah, para warga akhirnya berbondong-bondong dan silih berganti menyantap hidangan bukber.(*)
Penulis M Afiruddin Editor Zahrah Khairani Karim