PWMU.CO – Kondisi gedung SMP Muhammadiyah 17 yang berlokasi di Desa Keduyung, Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan sangat mengkhawatirkan. Sekolah yang berlokasi di tepian Bengawan Solo itu terancam longsor oleh arus sungai.
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Nadjib Hamid yang meyempatkan mampir di desa tersebut dalam perjalanan dakwahnya, Ahad (10/4/2016), diajak pimpinan Muhammadiyah setempat meninjau lokasi.
Dari pantauan tersebut, terlihat bahwa jarak antara bangunan sekolah dengan sungai tinggal satu meter. “Padahal dulu jaraknya 200 meter dari sungai. Satu rumah dan tegalan sudah menjadi korban,” kata Munawar Cholil, Ketua PRM Keduyung, yang ikut mendampingi Nadjib.
(Baca juga: Perjalanan Dakwah Off Road ke Lamongan)
(Baca juga: Terharu Spontanitas Warga Desa dalam Insiden Perjalanan Dakwah)
Melihat kondisi seperti ini, Nadjib menyarankan untuk melaporkannya ke Pemerintah Kabupaten Lamongan. “Ini domain pemerintah, apalagi butuh anggaran besar,” ungkapnya saat berbicara di hadapan ribuan jamaah Pengajian Pimpinan Cabang Muhammadiyah di Desa Pesanggrahan, Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan Ahad kemarin.
“Di sini kan ada anggota Dewan. Sampaikan aspirasi ini. Jadi sebenarnya cukup diselesaikan di Lamongan. Nggak perlu sampai Surabaya. Kalau sampai tidak direspon, monggo didemo” saran Nadjib menyindir Nur Kholik, anggota DPRD Kabupaten Lamongan dari Fraksi PAN, yang hadir di acara tersebut.
“Ya, kita bawa ke Perubahan Anggaran Kegiatan (PAK). Kalau tidak bisa, ya ke anggaran 2017. Dan perlu konsultasi dengan Dinas Pendidikan dan Dinas PU Pengairan,” jawab Nur Kholik melalui pesan singkat yang dikirim Senin sore (11/4/16) menjawab pertanyaan pwmu.co. (MN)