
PWMU.CO – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti menyampaikan bahwa pemerintah akan kembali menerapkan sistem penjurusan untuk SMA. Kebijakan ini menjadi langkah revisi dari Kurikulum Merdeka yang sebelumnya menghapus jurusan.
“Jurusan akan kita hidupkan lagi, jadi nanti akan ada jurusan IPA, IPS, dan Bahasa,” ujar Abdul Mu’ti dalam sesi tanya-jawab bersama awak media di Kantor Kemendikbudristek, Jakarta Pusat, Jumat, (11/04/2025).
Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 2 Surabaya (SMAMDA), Astajab, menanggapi terhadap rencana pemerintah untuk mengembalikan sistem penjurusan di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA). Ia menilai kebijakan tersebut sebagai langkah visioner dan strategis dalam mengarahkan potensi peserta didik secara optimal dan berkelanjutan.
“Saya mendukung penuh rencana Kemendikdasmen untuk menghidupkan kembali sistem penjurusan di SMA. Ini adalah kebijakan yang sangat visioner, strategis, dan mulia karena memberikan arah yang lebih jelas bagi pengembangan potensi peserta didik secara optimal dan berkelanjutan,” ujar Astajab, Senin (14/04/2025).
Astajab menegaskan bahwa sistem penjurusan bukan hanya pemetaan akademik semata, melainkan sebuah pendekatan pendidikan yang membantu siswa mengenali jati diri, menggali minat, serta mengembangkan kecerdasannya secara lebih terarah.
“Sekolah harus menjadi ruang pembinaan karakter, kreativitas, dan kompetensi. Bukan hanya tempat mengajar, tetapi menjadi taman yang menumbuhkan semangat dan pelita yang menerangi masa depan,” jelasnya.
Ia menyebut sistem penjurusan sebagai instrumen penting untuk mencetak generasi yang cerdas, tangguh, dan berdaya saing tinggi.
Menurut Astajab, melalui sistem penjurusan, sekolah dapat memastikan setiap siswa melangkah menuju masa depan dengan percaya diri dan visi yang kuat. Ia berharap kebijakan ini mampu menyiapkan siswa tidak hanya untuk lulus, tetapi juga untuk sukses dalam kehidupan yang lebih luas.
“Sekolah adalah tempat terbaik untuk tumbuh, menemukan diri, dan menggapai cita-cita. Sekolah yang tidak hanya mencetak lulusan, tetapi melahirkan pemimpin masa depan dan peradaban yang mencerahkan,” pungkasnya. (*)
Penulis Amanat Solikah Editor Azrohal Hasan