PWMU.CO – Duka mendalam menyelimuti keluarga Hartatik (37), warga Desa Sumberame, Kecamatan Wringinanom, Kabupaten Gresik. Sang suami, Ludi (46) wafat karena tertabrak motor balap liar di depan SMP Negeri 1 Wringinanom, Sabtu malam (21/10/17).
Ludi meninggalkan seorang istri dan lima orang anak yaitu Indrianti Putri (16), Victor Chindra (11), Andrian Jaya (9), Lintang Anugrah (5) dan Renan Evan (2).
Kisahnya, malam itu Ludi keluar rumah membeli mi goreng untuk anaknya, Renan Evan. “Sebentar ya Bos, ayah pergi dulu, sabar ya,” katanya kepada si bungsu.
“Yah, nanti kalau ada makanan enak, aku belikan juga ya,” sahut si sulung Indriyanti Putri. Permintaan putrinya pun diiyakan oleh Ludi seraya berangkat.
Beberapa saat, ketika pintu diketuk dan dibukakan ternyata bukan ayah mereka yang datang, melainkan tetangga yang mengabarkan bahwa Ludi mengalami kecelakan. Jenazah Ludi yang sudah terbungkus kain kafan sampai di rumah beberapa jam setelahnya.
Kepala SD Muhammadiyah 1 Wringinanom Kholiq Idris SPd menceritakan kisah itu, sebagaimana disampaikan Hartatik kepadanya saat bersilaturahmi, Selasa (21/11/17).
“Saat itu keluarganya menangis histeris. Bahkan sampai sekarang, putranya yang masih duduk di SD itu kemana-mana membawa dompet yang ada foto ayahnya,” ujarnya.
Setelah kepergian suaminya, Hartatik sendirian mengasuh kelima anaknya yang masih usia sekolah. Selama ini keluarga Hartatik hanya mengandalkan penghasilan suaminya sebagai teknisi HP dan komputer panggilan.
Hartatik tidak bisa membantu bekerja karena kondisi kesehatannya yang sakit tumor mulut rahim. Mereka juga hidup berpindah-pindah tempat karena belum mampu mempunyai rumah sendiri.
Sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama, keluarga besar SDM 1 Wringinanom memberikan bantuan yang diambil dari Donasi Bumi dan Dhuafa (DBD). Bantuan sementara dirupakan sembako dan alat dapur.
Guru SDM 1 Wringinanom Kusmiani SPd menjelaskan dana DBD ini diambil dari laba Business Day yang setiap bulan diadakan di halaman sekolah oleh setiap kelas secara bergiliran.
“Kami sengaja memberikan bantuan berupa peralatan dapur yang bisa digunakan untuk membuka usaha berdagang. Dari hasil usaha tersebut bisa digunakan untuk kebutuhan hidup sehari-hari,” ujar Ketua Pimpinan Cabang Nasyiatul Aisyiyah (PCNA) Wringinanom ini.
Hingga berita ini diterbitkan, sekolah yang berlokasi di Desa Kandangasin—berdekatan dengan Desa Sumberame tempat Hartatik tinggal—masih menerima sumbangan untuk disalurkan kepada keluarga Hartatik. Sumbangan bisa berupa sembako atau bentuk lainnya.
Bagi pembaca PWMU.CO yang ingin ikut meringankan beban hidup Hartatik bisa datang ke sekolah atau mengubungi nomer 031-8990151 atau 031-78307787 di jam sekolah atau ke nomer Ketua PCNA Wringinanom 0857-3283-8575.
“Insyaallah kebaikan sekecil apapun yang diberikan akan menjadi pemberat amal di akhirat kelak,” kata Idris.
Nasehat bijak mengatakan, tak ada yang tahu kapan Allah mengambil sebagian kebahagiaan kita. Tetapi ketahuilah bahwa Allah akan selalu berada di samping hamba-Nya untuk menguatkan.
Karena itulah, pertolongan Allah pasti datang kapan pun dan melalui siapapun. Semoga Allah senantiasa memberikan keberkahan untukmu, Bu Hartatik! (Kiki/TS)