PWMU.CO-Di depan Museum Asmaul Husna terdapat Tsaqifah Bani Saidah. Jaraknya sekitar 500 meter di barat Masjid Nabawi.
Ini tempat bersejarah. Di sinilah terjadi perdebatan sengit antara kaum anshar dan muhajirin tentang siapa yang berhak menjadi khalifah ketika ada kabar Rasulullah wafat.
Tsaqifah artinya sepadan dengan balai atau pendopo tempat musyawarah Bani Saidah dari suku Khazraj. Saat itu pemimpin bani ini adalah Saad bin Ubaidah. Sekarang lokasi ini berubah menjadi taman dengan kolam air mancur. Ada pagar tinggi dengan pintu yang dibuka pagi hari. Di kanan kirinya ada pasar yang menjual pernik oleh-oleh khas Tanah Haram.
Taman ini juga menjadi kunjungan jamaah umroh. Namun tidak ada bekas bangunan tsaqifah lagi. Hanya berisi tanaman dan lapangan rumput, tempat pengunjung dari berbagai bangsa mendengarkan penjelasan peristiwa bersejarah itu. Luasnya kira-kira 30×30 meter.
Menurut riwayat yang ditulis dalam buku Shirah Ibnu Ishaq, ketika kabar wafat Rasulullah menyebar, kaum anshar berkumpul di Tsaqifah Bani Saidah ini. Mendengar pertemuan ini orang muhajirin bersama Abu Bakar, Umar, dan Abu Ubaidah datang. Terjadi perdebatan hampir sehari.
Orang anshar menyatakan paling berhak menjadi khalifah di tanah kelahirannya. Orang muhajirin dianggap hanya pendatang yang numpang hidup. Maka sudah sepatutnya sepeninggal Nabi, kepemimpinan dipegang orang pribumi Madinah.
Abu Bakar dengan bijak mengatakan, kaum anshar memang berjasa menolong Nabi dan pengikutnya tapi kaum muhajirin pembela pertama Nabi. Karena itu kepemimpinan di tangan orang Quraisy sesuai asal Nabi. Abu Bakar kemudian mengusulkan Umar bin Khaththab atau Abu Ubaidah yang dibaiat menjadi khalifah.
Umar menolak. Lalu dia mengangkat tangan Abu Bakar dan langsung berbaiat kepadanya. Setelah itu Umar menyeru kepada semua orang agar berbaiat kepada Abu Bakar. Maka selesainya urusan pergantian kepemimpinan kaum muslimin di negara bentukan Nabi.
Tapi peristiwa itu juga meninggalkan tafsiran negatif kaum Syiah kemudian. Ali bin Abi Thalib yang hari itu tidak ikut baiat ditafsiri tidak mengakui Khalifah Abu Bakar. Orang Syiah menilai para sahabat yang di tsaqifah berambisi pada kekuasaan. Padahal jenazah Rasulullah belum dimakamkan. Ali dan ahlul bait tidak ikut baiat karena mengurus jenazah. Tapi memang fakta sejarah menyebutkan jenazah Rasulullah baru dimakamkan sehari kemudian. (sgp)