
PWMU.CO – Umat Islam saat ini dalam keadaan terjajah secara ekonomi. Oleh karena itu harus melakukan kebangkitan ekonomi.
Demikian disampaikan Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Kota Malang Shobrun Jamil saat membuka Entrepreneur Workshop Departemen Ekonomi Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Kota Malang, Sabtu (23/12/17).
Dia mengatakan, 80 persen aliran uang di Indonesia dikuasai hanya oleh 20 persen penduduk. Dan 20 persen sisa aliran uang itu baru direbut oleh 80 persen penduduk.
“Kalau kita melihat daftar orang-orang terkaya, belum tentu ada satu yang Muslim,” ujarnya.
Menurut Shobrun, entrepreneur workshop ini digagas untuk memunculkan bibit-bibit unggul wirausahawan muda Muhammadiyah. Sebab, tambahnya, mental pencari kerja masyarakat Indonesia lebih tinggi ketimbang mental menciptakan pekerjaan.
Padahal, menurut dia, sebuah negara akan maju jika terdapat entrepreneur sedikitnya dua prsen dari jumlah penduduk. Saat ini, Indonesia masih membutuhkan sekitar 1,7 juta pengusaha.
“Sekecil apapun, jalankan bersama-sama start-up yang dimulai. Kita tiru semangat Utsman bin Affan untuk menciptakan wirausahawan muda yang berjihad di bidang ekonomi,” tegas Shobrun.
Workshop bertajuk “Kaderisasi Saudagar Muda Muhammadiyah demi Tercapainya Kemandirian Ekonomi Umat” ini menghadirkan dua pengusaha Muhammadiyah sebagai narasumber. Yaitu Dony Andri Setiawan, produsen jilbab Almira yang juga kader Pemuda Muhammadiyah dan Dimyati, Direktur Q-Mas M—air mineral produksi panti asuhan Muhammadiyah KH Mas Mansyur.
“Dua narasumber ini menjadi bukti bahwa penguatan pilar ekonomi Muhammadiyah terbuka lebar melalui jalan wirausaha. Wawasan dan semangat berwirausaha ini yang akan kita bangun pada peserta,” terang Arief Rahman Hakim, koordinator acara.
Workshop ini diikuti oleh kader dari berbagai ortom, baik Aisyiyah, Nasyiatul Aisyiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Pemuda Muhammadiyah, dan Hizbul Wathan. Diselenggarakan di Popes Faqih Utsman Sukun, kegiatan ini merupakan program kerja bersama departemen ekonomi IMM, NA, dan Pemuda Muhammadiyah kota Malang.
Tak berhenti pada workshop, kegiatan ini juga memiliki rencana tindak lanjut (RTL). “Nantinya, kita akan kerucutkan peserta yang sudah memiliki usaha maupun yang sedang merencanakan menciptakan usaha untuk mendapatkan pendampingan intensif. Pembinaan dan pendampingan akan dibimbing oleh saudagar dan wirausahawan Muhammadiyah. Selain secara keilmuan, juga akan kita upayakan ada modal usaha bagi calon pengusaha muda,” ujar Hakim yang juga kader IMM Universitas Brawijaya ini. (Isna)
Discussion about this post