PWMU.CO – Ada yang berbeda dengan Pengajian Ahad Pagi Majelis Tabligh Muhammadiyah/Aisyiyah Cabang Kebomas Gresik, Ahad (31/12/17).
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Gresik Drs Taufiqullah A Ahmady MPdI melaunching media dakwah online ‘girimu.com’ sebagai wadah informasi dan dakwah warga Muhammadiyah Cabang Kebomas.
“Harapannya sebagai media dakwah, warga dapat memanfaatkannya sebagai media informasi yang bermanfaat. Jangan sampai ‘girimu.com’ sudah dilihat dan dibaca oleh masyarakat di seluruh dunia, tapi warga Giri sendiri tidak pernah membukanya,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Prof Dr H Zainuddin Maliki MSi menyampaikan joke segar dan kalimat yang mudah dicerna membuat tausiyah yang disampaikan di Masjid At Taqwa Giri Gresik ini menarik diikuti.
Menurutnya, globalisasi dan percaturan dunia saat ini berpengaruh pada budaya masyarakat yang suka dengan segala yang instan, misalnya makanan serba fastfood.
“Pengaruh film-film Barat yang menonjolkan keunggulan dan kemenangan Amerika seakan memberi pesan kedigdayaan negara itu di dunia. Namun, pengendali kekuatan global (global power) saat ini bergeser dari United State of America (USA) ke Asia. Sudahkah Indonesia menjawab fenomena itu?“ tuturnya.
Pria kelahiran Tulungagung, 7 Juli 1954 itu menjelaskan ancaman utang luar negeri yang jika tidak dikelola secara profesional, bukannya untung, malah merugi.
“Bagaimana memikirkan kesejahteraan rakyatnya, sementara pemerintah harus berpikir keras mengangsur atau melunasi utang tersebut? Sedangkan kelompok negara-negara maju yang tergabung dalam Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) membutuhkan waktu 45 tahun untuk membangun sumber daya manusianya, utamanya di bidang pendidikan,” ungkapnya.
Alumnus Jurusan Aqidah/Filsafat Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Negeri Surabaya (baca: UINSA) ini menegaskan kreativitas warga Indonesia rendah. Sebagai contoh saat diminta menggambar pemandangan, hampir sebagian besar menggambar dua gunung dan satu matahari. Di tengah-tengahnya ada jalan yang diberi tiang lampu serta dua sawah.
“Dan itu sudah tertanam di benak kita sejak TK hingga menjadi pengurus Muhammadiyah atau Aisyiyah saat ini. Faktor lain adalah budaya kurang membaca dan menghargai waktu. Padahal kita punya ayat iqro’ dan surat Al Ashr serta pepatah waktu adalah pedang,” ucapnya. (Lilik/Mahfud/Erna/TS)