PWMU.CO – Ahad kemarin, (17/4), Majelis Tarjih dan Tajdid (MTT) Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengadakan Coaching Penyamaan Persepsi Tentang Pemikiran Hisab Muhammadiyah dan Tuntunan Ibadah Ramadhan. Bertempat di Kampus I Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, acara ini dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan ini. Dihadiri oleh anggota MTT Pusat serta undangan dari beberapa daerah dan cabang, acara Choaching juga menerbitkan buku panduan tentang Hisab serta Tuntutan Bulan Ramadhan.
Dalam sambutan pembuka, Wakil Ketua MTT PP Muhammadiyah, Oman Fathurahman SW, MAg mengungkapkan fakta betapa adanya jarak antara paham keagamaan resmi dari MTT dengan pengamalan yang ada di warga Persyarikatan. Hal ironis ini terjadi sebab minimnya kesediaan dai dan ulama Tarjih untuk turun langsung mensosialisasikan tuntunan. Akibatnya, kadang daerah, cabang, atau ranting justru memiliki pendapat mereka sendiri yang tidak jarang bertentangan dengan tuntunan resmi dari pusat. “Keprihatinan ini bukan berarti Muhammadiyah mengetatkan hal-hal khilafiyah, tapi untuk menghindari kebingunan di kalangan warga persyarikatan,” katanya.
(Baca: Ramadhan, Lebaran, dan Idul Adha 2016 akan Bersamaan, dan Awal Ramadhan 6 Juni, Idul Fitri 6 Juli)
Kesamaan persepsi ini akan menguatkan organisasi dan menhindari kebingungan. Karena itu, di akhir acara, Ketua MTT PP Muhammadiyah, Prof Syamsul Anwar menegaskan, “Putusan dan fatwa itu mengikat secara organisasi, bagi pribadi silakan jika punya pendapat sendiri. Tapi jika ia berada di forum atau jamaah Muhammadiyah, hendakya ia mengikuti tuntunan resmi dari Persyarikatan”
(Baca: Hisab Tidak Bertentangan dengan Sunnah, tapi Sangat Selaras)
Adapun rangkaian materi yang disampaikan dalam acara Coaching tersebut bisa didownload pada link di bawah ini.
2. Beberapa Aspek dalam Shalat Tarawih
3. Hisab Hakiki dan Wujudl Hilal
4. Diskusi Mengenai Argumentasi Ulama Pra-Modern dalam Menolak Hisab