Godaan Kekuasaan
Manusia memang makhluk paling sulit diterka. Bila ia ketawa belum tentu berarti gembira. Orang mengangguk ternyata tidak selalu setuju. Pak Harto ketika menjawab selalu tersenyum. Bila menerima laporan, ia mengangguk. Tetapi anggukan beliau tidak selalu bermakna setuju. Bisa jadi sebaliknya. Besoknya pejabat yang lapor itu bisa jadi diganti. Padahal kemarin Pak Harto mengangguk tanpa komentar apa-apa.
Manusia memang makhluk yang sulit diterka. Dalamnya laut dapat diduga. Isi hati siapa tahu. Maka tidak heran jika orang dalam berbuat sesuatu tidak sedikit yang memendam maksud-maksud tersembunyi. Karena itu apa yang dilakukan Malik bin Dinar sering juga kita lakukan. Ada udang di balik batu. Manusia sering tergoda untuk mendahulukan keuntungan diri sendiri, godaan itu semakin besar jika ia memiliki kekuasaan. Makin kuasa makin besar godaannya.
(Baca juga: Kisah Amien Rais yang Gagal Disingkirkan Soeharto pada Muktamar Muhammadiyah Aceh)
Dikisahkan ada tiga orang membagi roti. Salah seorang ditugasi membagi tiga bagian sama persis. Ketentuannya, petugas yang membagi harus mengambil bagian yang terakhir setelah dua orang kawannya. Hal ini untuk menghindari dia memanfaatkan kekuasaannya mengambil bagian terbesar. Maka setelah dibagi tiga sama besar, sang pembagi berinisiatif memasukkan roti ke dalam kaleng lalu memutar dan mengkocok-kocok kaleng berisi roti itu. Baru setelah dikocok, kedua rekannya dipersilakan mengambil bagiannya.
“Mengapa kamu lakukan itu?” tanya rekannya.
“Supaya tidak ada yang menandai bagian roti paling banyak. Dengan diputar dan dikocok, maka pembagian akan menjadi lebih adil,” jawabnya.
Kelihatannya, yang diberi wewenang melakukan semua itu dengan jujur dan adil tanpa pamrih. Ia bersedia mengambil bagian paling akhir. Dia memasukkan ke dalam kaleng dan mengocoknya supaya semuanya menerima bagian roti sesuai nasibnya. Yang tidak diketahui dua temannya dan disembunyikan jauh dalam hatinya ialah bahwa dengan cara itu dia tetap memperoleh bagian lebih banyak dari dua teman lainnya.
Dengan mengambil bagian pada giliran terakhir, maka dia selain memperoleh bagian roti sesuai jatah, juga memperoleh rontokan roti dalam kaleng. Itulah sebabnya sebelum semua bagian diambil dia memasukkan semua roti ke dalam kaleng dan mengocoknya sekuat dan sebanyak mungkin supaya makin banyak rontokan roti dalam kaleng. Ia memperoleh bagiannya plus rontokan roti di kaleng. Baca sambungan hal 3 …