PWMU.CO – Capsule Room (kamar kapsul) ternyata adalah salah satu topik laris bagi para peserta Pendidikan Khusus Kepala Sekolah (Diksuspala) Muhammadiyah Jawa Timur yang berlangsung Hotel Grand Whiz, Trawas, Mojokerto.
Banyak peserta yang membicarakan, karena unik dan baru. Seperti yang disampaikan Kepala Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah 5 Surabaya Umi Sarofah berikut ini.
**
Menjalankan tugas sekolah untuk menghadiri Diksuspala 2018 adalah hal yang sangat saya nantikan.
Mulai hari ini, Senin hingga Kamis, 22- 25 Januari 2018 saya akan berkumpul dengan guru, kepala dan wakil kepala sekolah untuk belajar bersama, berdiskusi, dan sharing materi pendidikan kepala sekolah.
Ada sebuah pengalaman tak terlupakan di hari pertama, di acara yang berlangsung di Trawas, Mojokerto ini.
Setelah sesi Keynote Speech oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir, semua peserta dipersilahkan menikmati menu makan siang Hotel Grand Whiz.
Dalam hati, saya membayangkan seperti apa kamar yang akan kami tempati. Semua barang bawaan peserta masih berserakan di ruang multifungsi.
Makan siang pun selesai. Antrean untuk mengambil kunci kamar mulai mengular. Sampailah pada giliran saya.
Kami pun menuju kamar masing-masing. Betapa kagetnya saya! Juga peserta lain. Ternyata ruangan itu jauh dari yang kami bayangkan.
Kamar bertingkat dan hanya memuat untuk satu orang. Berangkat dari petunjuk yang telah diberikan petugas hotel melalui tayangan video, kami mulai mencoba menggunakan kartu masing-masing dengan suasana yang riuh ramai penuh penasaran.
Satu peserta jadi kelinci percobaan untuk mencoba masuk kamar. “Bagaimana Bu?” tanya peserta yang berada di luar kapsul. “Tidak bisa keluar Bu,” jawab peserta yang ada di dalam.
Bingung juga. Mereka panik untuk mencari petugas. Grek…, pintu terbuka dan yang ada di dalam bercerita untuk mengoperasikan kamarnya. Satu persatu peserta mulai memasuki ruangannya.
Saya masuk berdua dengan temanku untuk belajar bersama bagaiman acara memanfaatkan fasilitas yang ada di dalamnya.
Setelah dirasa dapat mengoperasikan sendiri. Bergegas kami pun masuk kamar masing-masing. Kamar yang hanya bisa menampung satu orang saja, lantaran ukurannya yang terbatas yakni sepanjang tubuh orang dewasa.
Meski hanya mampu menampung satu orang, namun fasilitas di dalam kapsul cukup lengkap, mulai dari AC sentral, alarm, cermin, dan televisi.
Juga terdapat sambungan WiFi yang cukup kencang serta sebuah meja kecil yang dapat digunakan sebagai alas saat mengerjakan sesuatu di laptop, misalnya.
Tinggal di dalam kapsul ini memang tidak senyaman di kamar tidur pada umumnya. Ukuran kapsul yang pendek menyebabkan saya tidak bisa bergerak bebas. Bahkan berdiri pun tak bisa. Saya hanya bisa tidur dan duduk di dalam kapsul.
Adapun fasilitas kamar mandi letaknya berada di luar area kapsul atau bersebelahan dengan ruangan loker. Jadi, kalau mau ke kamar mandi, saya harus keluar dari kapsul yang saya tempati dan melewati kapsul-kapsul lain menuju ke area kamar mandi. Canggih sih, tapi agak ribet!
Uuh…, gara-gara capsule room banyak peserta yang terlambat dalam sesi pembukaan oleh Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim HM Saad Ibrahim.(MN)