PWMU.CO – Mengabadikan perjalanan dalam sebuah tulisan bisa menjadi oleh-oleh saat kepulangan. Seperti catatan perjalanan Studi Wisata Kelas 6 SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik, Selasa (23/1/18) ini.
**
Tepat pukul 22.15 WIB, saat kaki ini melangkah turun dari bus.
“Jualan malam, Pak,” sapaku.
“Iya, Mbak. Tiap hari ya malam gini kerja saya,” jawabnya sembari menuang kuah ke atas pentol tusuk dagangannya.
Edi, namanya. Sehari-hari dia menjajakan dagangannya di pom bensin Sumberejo, Bojonegoro.
“Kalau pagi saya membuat pentolnya, Mbak. Jam 9 sampai 12 biasanya sudah selesai,” tuturnya.
Pak Edi—begitu aku memanggilnya—berangkat jam 3 sore dari rumahnya di kecamatan sebelah, Baureno. Pulang ke rumah tak tentu jam berapa, kadang jam 11 malam hingga jam setengah satu dini hari.
“Alhamdulillah selalu habis tiap hari. Butuh sabar nunggu pembeli. Berharap ada bis-bis yang berhenti sejenak di sini sekadar menurunkan penumpangnya ke toilet,” ujarnya.
Ayah dua putera ini mengaku mendapat keuntungan yang lumayan dari berjualan pentol tusuk.
“Kalau ramai, bisa sampai Rp 300 ribu untungnya. Tapi kalau sepi kayak gini, Rp 200 ribu saja sudah berat,” ungkapnya.
Pak Edi bersyukur bisa usaha sendiri, sehingga tidak perlu memikirkan setoran. Dari jerih payahnya tiap malam, dia mampu menyekolahkan putera pertamanya di SMA Negeri 1 Babat. Sedangkan puteranya yang kedua, masih kelas 1 di SD Negeri 1 Babat.
“Anak saya ndak ada yang malu punya Ayah penjual pentol. Jadi kalau terima rapor di sekolahnya, saya bangga bisa berada di antara orang tua teman-temannya yang lebih mampu ekonominya,” jelasnya.
Pria yang memulai dagangannya sejak tahun 2001 ini menyampaikan keikhlasan adalah hal utama yang dia tanamkan pada puteranya.
“Ikhlas nerima kondisi Ayah yang sekarang, Le. Nanti masa depanmu akan tertata sesuai dengan kadar keikhlasanmu,” ucapnya menirukan perkataanya pada puteranya.
Percakapan kami terhenti ketika siswi-siswi saya menyerbu dagangan Pak Edi. Kusematkan doa di antara kesibukannya melayani anak-anak. Semoga bisa mempercepat habisnya daganganmu malam ini.
Ikhlas, bukan tanpa arti! (Ria Eka Lestari)