
PWMU.CO – Inovasi tiada henti. Itulah semangat yang terus dibangun The Sains Club SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik. Kali ini siswa kelas V yang tergabung dalam Sains Club melakukan eksperimen membuat tong sampah ajaib, Selasa (30/1/18).
Anggota Majelis Lingkungan Hidup (MLH) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Gresik Sholihin SP didapuk menjadi guru tamu kegiatan ini. Kepada siswa Sains Club, Sholihin mengingatkan kalau buang sampah terus menerus akan menyebabkan tumpukan sampah dan bau tidak sedap.
“Untuk itu perlu ada usaha memanfaatkan sampah menjadi barang yang bermanfaat, yakni dengan daur ulang. Bahkan bisa dijadikan pupuk kompos,” terangnya sembari menggambar ilustrasi di papan tulis.
Pemilik usaha Raya Brownies Siwalan tersebut kemudian bertanya kepada siswa. “Apakah mungkin sampah bisa dijadikan kompos? Lalu bagaimana cara membuat pupuk organik dalam bentuk kompos?” tanya Sholihin.
“Sampah organik dicampur dengan kotoran hewan, terus dijadikan pupuk,” jawab Zalfa Khairina Nafisa sambil mengangkat jari tangannya.
“Bagus. Tapi kali ini kita akan belajar membuat tong sampah ajaib. Tong sampah ini kita jadikan penghasil pupuk,” terang Sholihin menanggapi.

Pemenang Inotek Bidang Lingkungan Hidup tingkat nasional tersebut menjelaskan sisi ajaib tong sampah ini. “Kita bisa menanam tanaman sayur dan sejenis buah. Untuk pohon jati, tentu tidak bisa,” jelas Sholihin sambil bercanda yang disambut tawa siswa Sains Club.
Selanjutnya, Sholihin mengajak anak-anak untuk siap menjadi agen sampah organik dengan cara mengajak teman untuk buang sampah di tempat sampah organik. “Lalu apa yang perlu dilakukan untuk menjadikan sampah organik menjadi kompos?” tanya Sholihin.
“Biar tidak bau, sampah perlu dibuatkan komposter dengan bantuan mikroorganisme,” jawab Amanda Aulia Gusetyo. Mikroorganisme, lanjut Amanda, adalah organisme kecil dalam tanah yang akan menguraikan sampah menjadi kompos.
Sholihin kemudian mengajak siswa Sains Club bereksperimen dalam pembuatan komposter ajaib. Ia meminta siswa memasukkan sampah kulit pisang ke dalam reaktor pengomposan dan menanam benih tanaman ke reaktor penanaman pada komposter yang sudah dibuatkan sebelumnya.
“Sekarang, tuangkan segenggam mikroorganisme dalam bentuk bubuk ke dalam reaktor pengomposan,” pintanya. Setelah itu, Sholihin meminta siswa membiarkan reaktor tadi sekitar satu bulan ke depan hingga menghasilkan kompos.
“Nanti, kompos yang dihasilkan bisa diambil melalui bagian bawah komposter yang sudah diberikan jendela,” tuturnya memberi arahan.
Kompos itu, lanjutnya, akan dimasukkan lagi ke bagian pinggir tong sampah ajaib dan digunakan untuk media tanam pupuk organik pada samping tong yang sudah dilubangi.
Setelah kegiatan eksperimen tersebut, siswa Sains Club memanen sayuran selada organik yang telah ditanam di sistem hidroponik dua bulan sebelumnya. Sayuran selada yang dipanen kemudian diberikan kepada ustadz-ustadzahnya di sekolah.
Senangnya panen raya sayuran hidroponik. Have a nice harvest. Bulan depan bersiap panen sayuran dari tong sampah ajaib, ya!(MFA).
Discussion about this post