
PWMU.CO – Aksi solidaritas atas meninggalnya Pak Guru Budi alias Ahmad Budi Cahyono yaitu guru seni rupa SMAN 1 Torjun Kabupaten Sampang Madura, masih terus mengalir.
Termasuk yang dilakukan oleh SD Muhammadiyah 1 Wringinanom, Gresik. Para siswa mengadakan pawai keliling se-Dusun Kandangasin, Desa Wringinanom, Kecamatan Wringinanom, Gresik, Senin (5/2/18) pagi.
Acara dimulai dengan sambutan Kepala SD Muhammadiyah 1 Wringinanom Kholiq Idris SPd. “Aksi ini digelar untuk mengingatkan kembali kepada anak-anak tentang pentingnya rasa hormat dan patuh terhadap guru. Ini juga sebagai penanda bahwa kualitas pendidikan zaman sekarang perlu diperbaiki agar tidak terjadi lagi peristiwa guru yang meninggal diduga dianiaya oleh muridnya sendiri,” ungkapnya.
Kholiq—panggilan akrabnya—menyayangkan aktivis HAM yang lamban merespon ketika ada seorang guru yang dianiaya muridnya. Sebaliknya, jika ada murid yang ‘dikasari’ guru, mereka bereaksi dengan cepat.
“Saya, seorang kepala sekolah bisa berdiri di sini adalah karena jasa para guru. Ustadz dan Ustadzah bisa menjadi guru itu juga karena jasa para gurunya dulu. Orangtua kedua kita adalah guru. Jadi, kita bisa sukses karena siapa?” tanyanya kepada murid-murid yang dijawab dengan serentak, “Guru”.
“Kita bisa menulis karena siapa?”
“Guru.”
“Kita bisa membaca karena siapa?”
“Guru.”
Sambutan penuh motivasi dari kepala sekolah tersebut dilanjutkan dengan acara orasi, menyanyi, dan puisi dari murid.
Setelah itu warga SD Muhammadiyah 1 Wringinanom berkeliling sambil membawa tulisan yang berisi slogan dan ungkapan kasih sayang terhadap para guru.
Pawai keliling ini juga diikuti oleh murid TK A dari TK Aisyiyah Bustanul Athfal 39 Wringinanom dan murid Kelompok Bermain Aisyiyah 31 Wringinanom.
Pak Guru Budi memang sudah tiada. Namun jangan sampai keluhuran dan budi pekerti pada generasi muda juga ikut binasa. (Kiki Cahya Muslimah)
