PWMU.CO-Ekstrakurikuler muhadarah (pidato) di SMP Muhammadiyah 04 Tanggul (SMP Muhata) Jember dilaksanakan setiap Rabu mulai pukul 14.00-15.00. Praktik ceramah dilaksanakan selesai shalat Duhur dengan istilah kultum alias kuliah tujuh menit. Penampilan diurut sesuai nomor absen.
Selasa (13/2/2018), giliran Rima yang memberikan kultum. Siswi yang dikenal berbicara cepat dengan suara yang lirih itu pun maju dengan percaya diri. Diambilnya mikrofon dan mulailah dia berbicara.
Baca Juga: Cerita Inspiratif Dikisahkan Setiap Pagi di SMP Muhata
”Saya akan berkultum berjudul Lisanmu bagai Binatang Buas,” kata Rima memulai ceramahnya. Sontak saja semua murid yang mendengarkan terdiam. Judul dan suaranya yang cepat dan lirih, membuat kami yang penasaran harus pasang telinga baik-baik.
”Ada satu anggota badan kita, yang membuat kita harus berhati-hati terhadapnya. Yang jauh bisa menjadi dekat dan yang dekat bisa menjadi jauh. Pertemanan yang damai bisa menjadi pecah, rumah tangga yang sakinah mawaddah wa rahmah juga bisa bercerai dan berantakan. Anggota badan itu adalah lisan kita,” tutur Rima.
Jika kita menanam jagung, sambung Rima, maka tumbuhlah jagung, tak mungkin tumbuh pohon durian. ”Jika kita berkata baik maka akibat yang kita dapat juga baik, begitu juga sebaliknya. Jika kita berkata yang tidak baik, maka tidak baik juga akibat yang kita terima.”
Diakhir kultumnya Rima menegaskan,”Mari kita jaga lisan kita, dia bagai binatang buas yang siap menerkam kita. Pandai-pandailah menjaganya, agar tidak membuat orang lain terluka.” Kemudian Rima menutup kultum dengan kalimat khas anak-anak IPM Nuun wal qolami wamaa yasthuruun.
Semua teman-teman dan guru terkesima. Di tengah keheningan kelas tanpa sadar Fifi, siswi, berkomentar,”Kalau binatang buasnya cuma kalajengking gimana?” Bu Guru yang mendengarkan pun menjawab,”Meski binatangnya kecil, tapi sengatnya juga bikin sakit lho, Mbak Fifi.” Fifi tersenyum dan mengangguk. Siswi lain yang ikut mendengar ikut tersenyum. (Humaiyah)