PWMU.CO – Layaknya pawai, 14 kendaraan Elf berisi 240 Siswa dan Guru SMAM 1 Gresik, berjalan beriringan dari Kota Gresik menuju Wonosalam, Jombang, Selasa (13/2/18).
Rombongan yang terdiri dari siswa Kelas X itu akan melakukan proses pemahaman dinamika alam dengan metode ilmiah (scientific). Mereka yang sehari-hari mendapat pembelajaran dasar-dasar ilmu pengetahuan ditantang berhadapan langsung dengan kondisi alam dan fenomena kehidupan di sekitarnya.
Kepada PWMU.CO, Penanggung Jawab Program Nurul Ilmiah SPd menyampaikan, proses belajar mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta adalah komponen yang harus diterapkan dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang mereka hadapi di Desa Banyu Urip, Wonosalam, Jombang.
Menurutnya,program yang diberi nama Scientific Breeding ini, materinya disusun berdasarkan jurusan MIPA, IPS, dan Bahasa.
“Dengan komponen materi yang diharapkan mampu membentuk cara berpikir ilmiah dan perduli pada lingkungannya,” kata dia sambil menjelaskan hasil observasi di lapangan wajib dilaporkan dalam bentuk makalah dan dipresentasikan di sekolah.
Dia menjelaskan, materi kegiatan kelas MIPA meliputi kelompok biologi yang mengamati penyerbukan salak, kelompok kimia penyulingan minyak cengkeh, kelompok fisika mengukur debit air sungai untuk dialirkan ke area persawahan.
“Kelompok matematika mengukur tinggi pohon pada area yang sulit di jangkau. Sedangkan kelas IPS terbagi dalam kelompok ekonomi yang mempelajari permintaan dan penawaran di Pasar Wonosalam. Kelompok sejarah meneliti tentang asal-usul Wonosalam di Candi Arimbi,” ungkapnya.
Sementara itu, lanjutnya, kelompok sosiologi mengobservasi proses produksi kopi interaksi sosial Kopi Luwak. Kelompok geografi mengidentifikasi jenis tanah dan flora yang ada di lingkungan wonosalam.
“Lain lagi dengan kelas Bahasa. Kelompok Bahasa Inggris membuat reportase dalam bentuk berita dengan menggunakan bahasa Inggris. Kelompok sejarah menggali informasi tentang asal usul WTC (Wonosalam Training Center). Dan kelompok Antropologi menganalis wujud kebudayaan di Wonosalam,” jelas dia.
Nurul Ilmiah menjelaskan, rangkaian kegiatan diawali dengan outbond untuk menemukan dinamika kelompok, observasi lapangan, dan qiyamul lail yang diimami oleh Taufiqullah Ahmadi MPd, guru Al-Islam sekaligus Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Gresik.
Kegiatan yang padat ini membuat peserta mengeluarkan energi ekstra hingga saat tidur di rumah gebyok tidak sadar tangan salah satu siswa yang bernama Dewanga Alamsyah mengganggu lebah dan mendapat sengatan salah satu lebah yang besarnya separuh dari jari kelingking manusia.
“Jam satu malam, saya meminta obat kepada guru karena tangan saya disengat lebah. Untung tidak sampai bengkak,” ujarnya.
Meski tersengat lebah, dia mengaku kegiatan ini sangat menyenangkan. “Juga memberi bekal ilmu pengetahuan yang banyak. Bisa dekat dengan alam dan mensyukuri nikmat Allah yang tiada tara,” ungkap dia.
Berdekatan dengan alam haruslah peka dan perduli dengan lingkungan sekitar kita. Agar tidak tersengat lebah lagi ya… (Dewi)