![](https://i0.wp.com/pwmu.co/wp-content/uploads/2018/03/24-foto-tanah.jpg?resize=300%2C225&ssl=1)
PWMU.CO-Siang itu, ruang kelas V Al Wahhab SD Muhammadiyah 8 Surabaya terlihat ramai. Tidak seperti biasa, hampir semua siswa silih berganti bertanya pada guru mereka, Siti Jumaliah sambil membawa botol plastik berisi tanah dan air. “Bu, buat apa tanah dalam botol itu?” tanya salah seorang siswa sambil menunjuk botol berisi tanah dan air yang mereka letakkan di kusen jendela dua hari yang lalu.
Suasana seperti itulah yang terlihat. Berbagai pertanyaan itu dilontarkan dalam proses belajar mengajar yang sedang berlangsung di kelas V Al-Wahab. Para siswa bertanya karena penasaran dengan tugas yang diberikan Siti Jumaliah. Ya, dua hari lalu, siswa kelas V Al Wahhab SD Muhammadoyah 8 Surabaya diberi tugas membawa botol plastik. Setengah dari botol diminta untuk diisi dengan tanah, kemudian diisi air hingga leher botol.
Para siswa melaksanaakan tugas gurunya, tapi rata-rata dari mereka tidak tahu maksud tugas tersebut. Mereka terlihat penasaran dengan tugas yang diberikan. Maka, begitu masuk kelas dan bertemu dengan Siti Jumaliah, suasana pun pecah dengan pertanyaan-pertanyaan dari mereka. Dapat pertanyaan dari siswa-siswanya yang kritis dan cerdas itu, Siti Jumaliah tidak langsung menjawab. Siti hanya meminta botol-boto yang dibawa itu dikocok hingga tanah dan air tercampur secara merata, lalu diletakkan di kusen jendela.
“Seperti kopi susu,” komentar Fajar saat itu.
“Ooo, iya ya,” sahut Farrel.
Tahu botol berisi tanah dan air sudah dikocok dan diletakkan di kusen, Siti lalu meminta semua murid didiknya mengamati. “Coba dilihat dan diamati terus. Kalian akan tahu bagaimana proses dan unsur-unsur pembentuk tanah dan membuktikan bahwa tanah itu berlapis-lapis,” kata Siti Jumaliah.
Para siswa semakin penasaran dengan yang ada di botol. Mereka pun antusias melihat botol-botol yang mereka bawa. Tapi Siti meminta para siswa membentuk kelompok agar tertib dan dminta mengamati isi botol tersebut paling lama 10 menit, dilanjutkan dengan mencatat hasil pengamatan di kertas dan selanjutnya menceritakan hasil pengamatan kalian di depan kelas.
Para siswa dengan sigap membentuk kelompok. Mereka melakukan tugas pengamatan tanpa harus di dalam kelas, tetapi juga ada yang memilih melakukan di luar kelas. Terlihat, semua asyik mengamati botol masing-masing. Di tengah-tengah keasyikan mereka, tiba-tiba terdengar suara Rezi, salah satu dari siswa. “Punyaku ada uget-ugete (jentik-jentik, Red)-nya,” teriak Rezi keras.
Kontan, sebagian siswa melihat ke botol Rezi. Tak lama, siswa lainnya juga berteriak. “Botolku jadi keras yang bagian bawah,” kata siswa lainnya. “Ternyata benar, tanah itu berlapis-lapis, ya,” teriak Susi sambil mengamati isi botolnya.
Suasana kembali hening setelah masing-masing melanjutkan kegiatannya mencatat hasil pengamatannya. Tapi lagi-lagi suasana hening tiba-tiba pecah dengan teriakan Abiyyu. “Lha, punyaku jatuh!” teriak Abiyyu.
“Kamu sih. Terus bagaimana ini?” tanya Abiyyu bingung sambil menyalahkan Khansa yang menjatuhkan botolnya karena tersenggol tangannya ketika mau mengambil bolpen yang dipegang Abiyyu.
“Salah kamu sendiri, aku belum selesai nulis bolpenku kamu ambil,” balas Khansa membela diri.
Terjadi sedikut keributan. Teman yang lain melerai. Sepuluh menit kemudian, Siti meminta siswa kembali ke tempat duduk masing-masing. Kegiatan dilanjutkan dengan meminta setiap siswa untuk mempresentasikan hasil pengamatannya. “Lho, ini kok keruh?”tanya Siti pada Gege.
Gege berdalih bahwa botolnya keruh karena barusan jatuh. “Sebelum jatuh, apa yang kamu amati? “tanya Siti.
“Air dan tanah terpisah. Airnya terlihat jernih,” jawab Gege
Tiba giliran Khansa menyampaikan hasil pengamatannya. “Air dan tanah terpisah,” kata Khansa. “Di dalam botol terdapat udara, air yang jernih, tanah halus, batuan kecil, dan batuan yang lebih besar dan padat,” lanjutnya sambil menyerahkan hasil pengamatannya yang disertai gambar lapisan tanah di dalam botol. (Lia)
Discussion about this post