PWMU.CO – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kelompok Studi Sinematografi Universitas Muhammadiyah Malang (Kine Klub UMM) kembali menggelar Malang Film Festival (MAFI Fest), yang merupakan serangkaian festival film Indonesia baik lokal atau nasional yang digelar bersama komunitas filmmaker di kalangan pelajar dan mahasiswa.
Direktur MAFI Fest, Fikri Hidayat mengatakan pihaknya konsisten menyelenggarakan pagelaran film ini untuk meningkatkan kompetisi dan apresiasi perfilman Indonesia. Dan penyelenggaraan yang ke-14 ini semakin bernilai karena mendapat dukungan dari pemerintah dalam hal ini dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
“Dari Kemendikbud hadir staf khusus Mendikbud bidang Komunikasi Publik, Nasrullah,”jelas Direktur MAFI Fest Fikri Hidayat, saat jumpa pers yang dihadiri PWMU.CO di Gedung Dome UMM, Rabu (4/4/2018).
“Pagelaran film ini kami adakan untuk kalangan mahasiswa dan pelajar yang ada di Indonesia untuk kompetisi, sekaligus mengapresiasi karya-karya mereka dengan menjadi titik temu antara filmmaker dan juga penonton”, tambahnya.
Pagelaran film ini telah sering diadakan oleh Kine Klub UMM, dan pagelaran ini adalah yang ke-14. Kali ini para filmmaker dipermudah pengiriman karyanya dengan cara pengiriman online melalui website MAFI Fest. Dengan kemudahan ini telah banyak mengirimkan karyanya untuk diapresiasi.
Pengiriman karya film ini sudah dimulai sejak November 2017 dan berakhir pada Februari 2018, total panitia telah menerima 416 karya film dari seluruh Indonesia. Menurut programmer MAFI Fest, Sestria Herdiyanti, timnya telah melakukan kurasi dan akhirnya terpilih 25 film pendek yang lolos dan siap disuguhkan kepada para penonton.
Film kompetisi yang terpilih terdiri dari lima film fiksi pendek pelajar, delapan film fiksi pendek mahasiswa, enam film dokumenter pendek pelajar, dan enam film dokumenter pendek mahasiswa. Masing-masing kategori ada juri yang sangat kompeten untuk melakukan penilaian. Kategori film fiksi dinilai tiga juri yaitu: Panji Wibowo, Lulu Ratna, dan Tunggul Banjaransari. Sedangkan kategori film dokumenter ada Tonny Trimarsanto, Online Monteiro, dan Nashiru Setiawan.
“Dari sekian film pendek yang tidak lebih dari 30 menit tersebut, ada film yang menarik yaitu kategori film dokumenter Lumpur Lapindo. Dimana karakter-karakter pemainnya yang asli warga korban terdampak tidak terlihat susah atau sedih sebagai korban, melainkan mereka menampilkan karakternya yang berdaya, gembira. Padahal kita tahu bencana yang menimpa mereka sangat luar biasa, sehingga tidak terlihat sebagai warga yang sedih susah tertimpa bencana”, kata salah satu juri, Nashiru Setiawan saat konferensi pers.
Program MAFI Fest ini berlangsung mulai tanggal 4-7 April 2018, bertempat di Dome UMM, yang diantaranya ada program Ruang Apresiasi, Program Temu Komunitas, Program Kuratorial, Focus On, Sesi Ngalam dan juga yang terakhir ada program Kelas Sinau sebagai program yang baru di tahun ini.
Program Kelas Sinau dibagi menjadi dua materi, Pertama: programming and curating yang digelar pada Rabu-Kamis (4-5/4/2018) yang dipandu oleh Lulu Ratna, Kedua: Introduksi kajian estetika sinema yang dipandu oleh Panji Wibowo dan dilaksanakan pada Jumat-Sabtu (6-7/4/2018). (izzudin)