PWMU.CO-Manusia wajib bersyukur atas kenikmatan yang lebih nikmat daripada punya rumah baru, lebih nikmat dibanding punya istri baru ialah nikmat sehat.
Hal itu disampaikan oleh anggota Lembaga Dakwah Fakultas Ilmu Agama dan Dakwah (LD FIAD) Kota Surabaya Ustadz Syahrul Mukarrom MSi dalam pengajian Ahad pagi di Masjid Al Muttaqin Jl Wonokusumo Wetan No 3 Semampir Surabaya, Ahad (8/4/2018).
”Sampeyan kalau sehat, makan nasi jagung, ikan asin sampai nambah-nambah, tapi kalau badan sakit, makanan manis menjadi pahit apalagi makanan pahit,” kata Syahrul Mukarrom.
Baca Juga: Ada Pengajian Samad dan Semar di PCM Pare
Dia menjelaskan, selain bersyukur atas nikmat sehat maka manusia juga bersyukur atas nikmat yang paling besar. Yang terbesar di antara nikmat-nikmat besar yaitu nikmat diinul Islam, nikmat dijadikan orang Islam, nikmat dipilih oleh Allah menjadi orang beriman.
“Kemudian kami pilih di antara hamba-hamba kami manusia itu orang yang kami warisi Alquran, orang yang kitab sucinya Alquran berarti orang itu beragama Islam atau orang beriman,” ujarnya.
Menurut Syahrul, ada hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban, manusia menurut Nabi dibagi menjadi empat golongan. Yakni golongan pertama, orang yang oleh Allah diberi ilmu dunia dan diberi oleh Allah ilmu akhirat. Sehingga ilmu dunianya dia gunakan untuk mencari dunia dan dia sukses dunianya.
”Kemudian karena berilmu, paham agama, maka dunianya dia giring untuk kemaslahatan akhirat. Hartanya dipakai untuk perjuangan Islam, diri dan keluarganya diwakafkan untuk Islam. Semuanya dipakai untuk memperjuangkan Islam, sehingga dia di akhirat selamat,” tuturnya.
Kedua, kata Syahrul, di akhirat dia akan selamat karena paham agama. Dia oleh Allah waktu hidup di dunia diberi kepahaman tentang Islam tetapi tidak diberi ilmu dunia sehingga dunianya pas-pasan. Pas butuh tidak ada, artinya dunianya serba terbatas. ”Ini kondisi rata-rata umat Islam saat ini, dunianya minim tetapi kerena beriman dan bertakwa maka dia akan selamat di akhirat,” katanya.
Ketiga, dunia diraih karena dia pandai tetapi tidak paham agama. Dunianya hanya digunakan untuk memuaskan badannya, memuaskan perutnya, memuaskan yang ada di bawah perut. ”Nauudzubillahi min dzalik, dia menerjang larangan-larangan agama. Maka dia termasuk orang yang celaka di akhirat,” paparnya.
Terakhir, kata Syahrul, dia celaka dunianya, dia celaka akhiratnya. ”Ini kata orang Jakarta, biar miskin asal sombong. Jaket pinjam, sepeda motor pinjam, yang penting penampilan. Tahu rumahnya? Rumahnya kotak, tipe RSSSSS….. Rumah sangat sempit sekali selonjor saja susah,” katanya disambut ktawa jamaah.
Tapi, sambung dia, orang seperti ini penampilan wah, shalat tidak, puasa tidak, membaca Alquran juga tidak, waktu mati ingin dibacakan Alquran. Model manusia begini ini yang paling banyak,” kata Syahrul.
“Kita memilih yang mana, nomor berapa? Nomor 1,2,3 atau 4. Yang mana pak, yang mana bu?”
“Nomor satu,” jawab ibu-ibu penuh semangat.
“Maka bapak ibu kita memilih yang nomor satu, ilmu dunia punya, ilmu akhirat punya, sehingga kita dibimbing oleh Allah selamat di dunia dan selamat di akhirat,” katanya menegaskan. (Habibie)
Discussion about this post