PWMU.CO – Pelataran Masjid Nabawi banyak dipenuhi dengan payung-payung berukuran besar. Berjejer dengan rapi, benda ini tidak hanya sekadar indah, tetapi juga memiliki banyak keistimewaan yang tidak dimiliki payung lainnya. Saat menjalankan ibadah umrah, pada awal bulan ini dr Tjatur Prijambodo MKes berkesempatan mengamatinya lebih dekat. Berikut catatan Direktur RS Aisyiyah Siti Fatimah Tulangan tentang keajaiban-keajaiban payung Masjid Nabawi.
Percikan air menetes perlahan dri atas langit saat beberapa orang beraktivitas di atas payung. Ya…, di atas payung Masjid Nabawi. Tak terbersit sedikit pun bahwa membersihkan payung masjid Nabawi harus menaikinya. Pemandangan itu terekam saat 72 rombongan jamaah Umroh PT. Relasi Laksana Wisata memasuki hari ke- 3 di Madinah, Senin 9 April. (Berita lainnya bisa dibaca: Dipaksa Ikut Berbuka Bersama di Masjid Nabawi meski Tak Ikut Berpuasa)
Masjid Nabawi didirikan Nabi Muhammad saw. Terletak di Kota Madinah, masjid ini sekaligus menjadi yang terbesar kedua di dunia. Puluhan payung raksasa mulai ditempatkan di pelataran Masjid Nabawi pada tahun 2010.
Tiap payung didesain sangat modern, namun menyatu apik dengan arsitektur Masjid Nabawi. Materialnya didesain khusus untuk menangkal sinar matahari. Ini untuk menghindari jamaah dari teriknya sang surya di Arab Saudi yang tak jarang mencapai 45 derajat celcius.
Salah seorang mekanik payung Masjid Nabawi, Rizal menjelaskan, payung di masjid ini memiliki lebar 25 meter dan tinggi 20 meter. Dikendalikan secara otomatis, terbuka dan menutup dengan waktu kurang lebih tiga menit.
Misalnya, pada musim panas, maka saat shalat Subuh kita melihat payung mulai terbuka dan ini menjadi pemandangan menarik yang dilihat rata-rata setiap jamaah dari luar Madinah, seperti yang kami alami.
Mekanik asal Malaysia tersebut mengatakan, payung-payung ini diimpor dari Jerman. Perusahaan Bin Laden Group merupakan pemegang proyek payung Masjid Nabawi.
Kain payung di Masjid Nabawi sangat kuat, melebihi kain terpal biasa. Saat berkunjung ke Masjid itu, penulis melihat ada dua pekerja sedang membersihkan payung dengan menyemprotkan air. Uniknya, saat mencuci payung kedua pekerja tersebut justru berdiri di atas kainnya. Kain itu mampu menahan berat badan dua pekerja yang rutin membersihkan debu dari payung.
Jika penulis amati, terlihat warna biru di pinggiran kain payung. Itu bukan sembarang pita warna biasa. Fungsi pita yang terbuat dari material khusus itu dapat menurunkan suhu hingga 8 derajat celcius. Makanya, banyak jamaah shalat merasa nyaman berada di bawah payung meski matahari sedang terik-teriknya. (*)