PWMU.CO-Informasi apapun sangat sangat penting dimana pun berada, termasuk di dunia media sosial. Karena itu pegiat dakwah harus memanfaatkan perkembangan zaman jika ingin dakwahnya tetap laku dan diakses semua orang.
Hal tersebut disampaikan oleh Mustofa Nahrawardaya dari Majelis Pustaka dan Informasi Pimpinan Pusat Muhammadiyah saat menjadi narasumber Diskusi Publik bersama Angkatan Muda Muhammadiyah Kota Malang di Auditorium Kampus 2 UMM Sumbersari, Rabu (11/4/2018) malam.
Baca Juga: Membangun Sinergi Dakwah Itu Perlu Broker Penghubung
”Dakwah yang biasa kita lakukan meliputi menyeru, memanggil, mengajak, dan menjamu,” ucapnya mengawali materi diskusi.
Mustofa mengatakan, dakwah itu seperti logika sayap pesawat, dimana sayap kanan adalah amar makruf, sedangkan sayap kiri adalah nahi munkar. ”Jika salah satu sayap tidak berfungsi maka pesawat akan jatuh,” tandasnya di hadapan ratusan peserta diskusi yang hadir.
Dia kemudian menyampaikan konsep dalam berdakwah yaitu dakwah harus memiliki prinsip, strategi atau proses dan hasil. ”Strategi dakwah di media sosial ada beberapa tahapan yaitu persiapan, mapping, materi, update info, pengayaan, produksi, pengemasan awal, trial internal, trial terbatas, kemasan publik, produk siap pakai,” jelasnya sambil mewanti-wanti jangan sampai asal dakwah di medsos.
Di balik dakwah media sosial yang aktif, tambah dia, terdapat dapur yang produktif. Ada kegiatan memproduksi dan membagikan berita-berita dakwah yang baik di dunia maya. Dakwah di media sosial menjadi daya tarik jika penulisan memenuhi unsure retorika bahasa.
“Keterampilan tersebut lebih dominan keahlian dalam ber-retorika, yaitu penguasaan bahasa, pengetahuan materi, logika pemikiran yang lincah, mengetahui jiwa massa, dan terakhir adalah paham dengan lawan bicara atau yang diajak bicara atau warga dunia maya saat ini,” paparnya.
Sebagai pegiat dakwah Islam dan Muhammadiyah, dia menekankan, harus lebih berhati-hati, karena jika tidak bisa dikenai pasal UU ITE dan menjadi urusan hukum. (Izzudin)