PWMU.CO – Alumni Madrasah Muallimat Muhammadiyah Yogyakarta diharapkan memiliki kepribadian yang lembut namun tegas dalam mengambil keputusan.
“Alumni Madrasah Muallimat harus mampu menjadi perempuan yang lembut dalam human relation tetapi tegas dalam membuat keputusan,” kata Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah Dra Siti Noordjannah Djohantini MM MSi.
Pernyataan itu disampaikan istri Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dr Haedar Nashir MSi itu dalam Baitul Arqam Purna (BAP) 2018, yang digelar di Asrama Haji Yogyakarta Muhammadiyah Yogyakarta, Sabtu-Ahad, (20–21/4/18).
Harapan lain disampaikan Dr Mami Hajaroh MPd, Anggota Majelis Pembinaan Kader (MPK) Pimpinan Pusat Aisyiyah. Menurutnya, Indonesia butuh banyak jiwa perempuan yang berkemajuan, yang tidak hanya mampu berperan baik dalam domestik tetapi juga publik.
“Karena perempuan berkemajuan bukan hanya bertugas untuk mencerdaskan anak-anaknya tetapi juga mencerdaskan anak-anak bangsa, dan itulah tugas dari alumni Muallimaat,” ujarnya.
Dalam BAP 2018 yang diikuti oleh 295 peserta siswi kelas III Aliyah itu bertindak sebagai Master of Training adalah Lailatisy Syarifah Lc MA. Sementara Dr Maesaroh M Ag sebagai Imam Training selama kegiatan berlangsung.
Direktur Madrasah Muallimaat Muhammadiyah Yogyakarta Agustyani Ernawati SPd menjelaskan, BAP 2018 yang bertema “Revitalisasi Peran Perempuan dalam Stabilitas Perjuangan Muhammadiyah di Era Milenial” ini diharapkan menjadi momentum penguatan karakter perempuan bagi santri yang sebentar lagi akan di lepas sebagai alumni tersebut.
“Hal ini juga sesuai dengan arah gerak Madrasah Muallimaat sebagai The Center of Progressive Woman Excellence,” ungkapnya.
Beberapa tokoh-tokoh perempuan inspiratif dan tokoh Muhammadiyah ikut diundang dalam kegiatan tersebut. Selain Siti Noordjannah Djohantini dan Mami Hajaroh, hadir pula Dr Salmah Orbayinah MKes Apt, Dr Rahmawati Husein, Prof Dr Yunahar Ilyas, Lc dan para Ketua PP IPM, PP NA, DPP IMM, DPD IMM DIY. (Zuvita)