PWMU.CO – Ada lima tantangan yang harus dijawab oleh dai khusus Muhammadiyah yang terwadahi dalam Lembaga Dakwah Khusus (LDK).
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Drs Nur Cholis Huda MSi menjabarkan sejumlah tantangan itu.
Pertama, kata dia, dai khusus Muhammadiyah adalah mampu menjadi dai plus. Sebab, seorang dai khusus bukanlah dai biasa.
Pak Nur, sapaan akrabnya, menerangkan, seorang dai khusus mestinya terpilih dari hasil seleksi karena dai khusus seharusnya mempunya nilai plus yang membedakan dengan dai pada umumnya.
“Saya minta mulai sekarang dai khusus yang terpilih tanpa seleksi ini harus berfikir nilai plusnya apa?Jangan sampai bungkusnya dai khusus, tapi isinya ternyata dai biasa,” ujanya saat menjadi pembicara up grading dai khusus Lembaga Dakwah Khusus (LDK) Muhammadiyah Jatim di Gedug G-6 Universitas Muhammadiyah Surabaya, Ahad (6/5/2018).
Tantangan kedua, kata Pak Nur, dai khusus harus mampu memasuki daerah yang tidak biasa. Dijelaskan, dai kalau berdakwah di masjid itu biasa. Berceramah di Ahad pagi juga biasa. Tapi kalau masuk dan berdakwah di daerah pelacuran, itu baru tidak biasa.
“Memasuki daerah tidak biasa itulah tantangan dai khusus. Kalau tidak pernah, bukan dai khusus,” tagasnya.
Pak Nur menambahkan, tantangan ketiga dai khusus adalah harus mempunyai bekal khusus. Sementara tantangan keempat, kata dia, lapangan yang dimasuki dai khusus sangatlah luas.
“Dai khusus itu harus seperti penerjun payung atau Kopasus yang bisa masuk ke daerah yang tidak bisa ditembus orang biasa,” pintanya.
Tantangan terakhir, kelima adalah dai khusus anggarannya sangat terbatas. Bahkan, tidak ada anggaran khusus. “Padahal dai khusus, tapi tidak ada anggaran khusus,” ungkapnya disambut tawa hadirin.
Penulis buku berjudul: Rumput Tetangga Tak Lebih Hijau ini mengingatkan, masuk Muhammadiyah bukan tanpa tantangan dan masalah. Sebaliknya, masuk Muhammadiyah itu isinya ya masalah.
“Jangan masuk Muhammadiyah kalau takut dapat masalah. Sebab, masuk Muhammadiyah mesti dapat masalah yang harus diselesaikan. Apalagi LDK ini, malah golek masalah,” imbuhnya.
Lebih lanjut Pak Nur pun mengaku bersyukur melihat potensi dari dai khusus Muhammadiyah. Disebutkan, dai khusus terdiri atas tenaga yang masih muda. Kemudian diisi oleh orang ikhlas dan tahan banting karena semangat iman, lalu mau terus belajar memahami medan sasaran dan mau terus belajar meningkatkan kualitas diri.
“Alhandulillah. Rata-rata dai khusus sudah punya pengalaman menjadi dai. Karenanya harus fokus dan harus berusaha optimal disertai rasa tawakal menjadi dai khusus,” tandasnya. (Aan)