PWMU.CO – Peran media sangat kuat untuk menangkal radikalisme dan terorisme. Sebab, penyebarannya lewat media memang sangat cepat. Demikian disampaikan Direktur Lembaga Daulat Bangsa, Sholehuddin MPd, usai memberi materi penulisan naskah dakwah pada peserta Workshop dan Pelatihan Penyuluh Agama di Ijen Suite kota Malang, (9/5).
Menurut Sholehuddin, banyak sekali faham sesat itu menyebar dengan cepat karena mereka menguasai media. Dia lantas mencontohkan Islamic State in Iraq and Syiria (ISIS) yang bisa mempengaruhi banyak orang karena media.
Pada sisi lain, Muslim moderat yang mayoritas di antero dunia ini kebanyakan berdiam diri tak bersuara. “Kita ini besar, tapi silent mayority. Makanya penting bagi para pennyuluh agama, selain pandai berbicara juga harus pandai menulis,” papar Sholehuddin.
Kepada PWMU.CO, Sholehuddin menyatakan bahwa gairah masyarakat dalam sangat luar biasa. Kondisi ini pada satu sisi memang cukup menggembirakan. Tapi pada sisi lain akan cukup mengkhawatirkan bila para radikalis dan gembong teroris yang menjadi panutan mereka. “Ini sangat berbahaya,” tegasnya
Pada ujung lain, ketika para radikalis cukup terbuka, BNPT tidak bisa langsung menyampaikan informasi-informasi penting sampai tingkat bawah. Karena itu, tambah Sholehuddin, perlu kerja sama dengan berbagai pihak. “Termasuk bekerja sama dengan kementerian terkait persoalan penyampaian informasi itu.”
Dosen Universitas Muhammadiyah Jakarta itu juga mengatakan bahwa konsensus negara ini adalah berdasarkan hukum. “Jila ada persoalan, kami sangat berharap aparat penegak hukum juga bisa tegas.” Namun, yang menjadi persoalan, tambahnya, gelombang informasi saat ini tidak bisa dibendung dan tidak mungkin ditutup. “Maka bisanya, ya harus kita lawan dengan digital.”
Di akhir perbincangan, Sholehuddin menyampaikan harapannya agar para penyuluh agama itu aktif berkomunikasi baik verbal maupun tulis. “Coba kalau seorang penyuluh itu tiap satu pekan mengupload satu saja tulisan terkait materi khutbah atau yang lain, itu akan sangat membantu dan tidak lagi menjadi silent mayority.
Usai materi, para peserta diajak langsung praktik membuat naskah dakwah dengan tema bebas. (uzlifah)