PWMU.CO – Seorang mubaligh Muhammadiyah harus memiliki dua hal ketika menjalankan tugas dakwahnya. Minimal punya pemahaman yang utuh tentang hukum-hukum agama atau lazim faqih, dan punya bashirah. Entitas bashirah bukanlah sesuatu yang didapat dari bahan bacaan, tapi lebih pada pengalaman hidup.
Demikian disampaikan Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur DR Syamsuddin dalam pembukaan Pelatihan Mubaligh Moderat yang digelar Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM), Jum’at (11/5). Acara digelar bersamaan dengan resepsi Milad ke-86 Pemuda Muhammadiyah yang di Jatim kali ini digelar di Hotel Tanjung, Surabaya.
Membelaki para muballigh muda itu, Syamsuddin menerangkan jika bekal pertama seorang dai atau mubaligh adalah mempunyai bashirah atau pandangan hati. Sebuah kemampuan yang lebih condong pada kesucian hati.
“Tanpa bashirah, apapun metode dakwah yang dipakai seorang mubaligh tidak akan sampai menembus ke relung jiwa seseorang,” terang Syamsuddin. “Metode yang dikaji dan dirumuskan secara ilmiah itu hanya mampu memuaskan otak manusia. Tidak bisa menembus hati.”
Syamsudin kemudian menegaskan, bashirah itu tidak bisa didapat dari buku. Tapi didapat dari pengalaman riyaadlah yang terus-menerus dilakukan. “Seorang mubaligh yang tidak pernah shalat Tahajud misalnya, tidak akan pernah memiliki bashirah,” ungkapnya.
Hal kedua, lanjut dia, seorang mubaligh Muhammadiyah harus memiliki ilmu yang memadai yang didapat melalui proses literasi. Karena itu, Syamsudin berharap mubaligh Muhammadiyah minimal harus fakih. Mampu memahami dasar-dasar hukum agama secara utuh. “Kalau kita berilmu, maka kita akan bisa mendakwah dengan penuh percaya diri. Tidak khawatir salah dan lainnya,” tuturnya.
Lebih lanjut Syamsudin lalu bertanya, apakah tugas dakwah itu? Adalah mengajak manusia menuju Allah swt dengan ilmu yang sangat tajam. “Nah, dengan bashirah dan ilmu itulah seorang mubaligh akan mampu mengajak manusia menuju Allah swt,” tegasnya
Di akhir sambutannya, Syamsudin berharap, peserta pelatihan mubaligh moderat Pemuda Muhammadiyah ini mendapat banyak mamfaat dari acara yang terselenggara dalan kurun waktu tiga hari.
“Pastinya waktu tiga tidak cukup. Tapi mudah-mudahan peserta pelatihan ini dapat banyak hal bermanfaat bagi pengembangan dakwah di daerahnya,” pungkasnya. Acara Pelatihan Mubaligh Moderat itu sendiri dihelat selama tiga hari. Dimulai pada Jum’at 11 Mei, dan berakhir pada Ahad 13 Mei. (aan)