PWMU.CO – Muhammadiyah mengutuk keras terjadinya pengeboman gereja di Surabaya, pada Ahad (13/05) sekitar pukul 07.15 wib. Selain menyayangkan terjadinya peristiwa itu, polisi sebagai penegak hukum hendaknya bersikap transparan untuk mengungkap kejadian tersebut.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, DR Haedar Nasir saat peresmian masjid Imam Bukhari di kantor Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Malang, Ahad (13/05). Menurutnya, siapa pun pelakunya dan ditujukan kepada siapa bom itu, tetap saja perilaku tersebut tidak dibenarkan oleh agama maupun hukum.
“Karena yang dibom gereja, maka yang tak kalah penting dari peristiwa ini jangan sampai menimbulkan kesan sentimen agama. Khususnya seperti halnya mengklaim umat Islam yang melakukan pengeboman. Di sinilah polisi dituntut bisa mengusut dan mengungkap kasus ini secara obyektif,” tegas Haedar.
Haedar pun menghimbau masyarakat, terutama umat Islam agar tetap tenang dan tidak terpengaruh isu apapun. Biarlah polisi yang akan mengungkap pengeboman gereja ini. Percayakan semua pada penegak hukum, sehingga ukuwah tetap terjaga dengan baik.
Atas nama keluarga besar Muhammadiyah, Haedar pun menyampaikan turut berduka atas meninggalnya korban bom gereja. Dan bagi keluarga yang berduka semoga diberi ketabahan dan kesabaran.
Begitu juga untuk menghilangkan kesan sentimen agama, Haedar berharap polisi benar-benar mengungkap setransparan mungkin berbagai hal terkait peristiwa ini. “Siapapun pelakunya harus diungkap, diusut, dan dihukum dengan setimpal serta sesuai hukum yang berlaku,” pungkasnya. (sai)