PWMU.CO – Menyikapi aksi teror bom bunuh diri yang menyasar lima lokasi di Jawa Timur dalam kurun waktu dua hari ini, Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Jatim tegas menyatakan mengutuk aksi teror bom bunuh diri yang mengakibatkan banyak korban berjatuhan. Baik itu korban meninggal dunia maupun luka-luka.
“Kami minta pemerintah dan aparat kepolisian segera mengungkap dalang utama di balik rentetan aksi teror yang terjadi di Surabaya dan Sidoarjo tersebut. Kami menilai para pelaku bom bunuh diri ini hanya pengantin saja. Karenanya otak intelektual dari aksi ini harus segera diungkap,” kata Ketua PWPM Jatim Mukayat Al Amin MSosio, Senin (14/5/2018).
Mukayat menegaskan, aksi teror bom bunuh diri adalah perbuatan tidak berperikemanusiaan. Karena itu tidak boleh dikaitkan dengan agama apapun. Terutama agama Islam.
“Aksi teror ini jelas bukan atas nama agama. Jadi tidak ada hubunganya dengan Islam yang merupakan agama rahmatan lil alamin. Sedangkan, aksi teror bom ini sama sekali tidak mencerminkan Islam,” katanya
Pria asal Lamongan ini pun mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik menghadapi situasi pelik ini. “Mari kita tingkatkan kewaspadaan terhadap hal-hal yang mencurigakan. Segera lapor kepada polisi ketika menemui hal-hal yang mencurigakan itu,” serunya.
Sementara untuk para korban selamat dari aksi teror bom dan keluarga korban meninggal, dosen UMSurabaya ini menyampaikan turut berbelasungkawa. “Semoga kejadian ini tidak terulang kembali dan bisa menjadi pelajaran bagi kita semua,” katanya.
Senada itu, Wakil Ketua Komisi E DPRD Jawa Timur Suli Daim menyebut tidak ada satu agama pun yang membenarkan aksi teror bom bunuh diri yang terjadi di Kota Surabaya maupun di Sidoarjo.
“Tidak ada satu agama pun yang mengajarkan pemeluknya untuk berbuat keji dengan membunuh orang tak bersalah. Apalagi, agama Islam. Tidak ada ajaran seperti itu,” ungkapnya.
Suli kemudian mengucapkan turut berduka cita yang mendalam. “Semoga korban yang selamat diberi kekuatan. Sementara keluarga yang ditinggalkan tetap diberi kesabaran atas musibah tindakan tidak berprikemanusiaan ini,” tutur politisi PAN ini.
Suli meminta masyarakat, terutama RT dan RW untuk memantau para pendatang atau orang yang kontrak rumah di wilayahnya. Terutama dalam aktivitas kesehariannya. “Semoga para pelaku tindakan teror ini diberi hidayah dan bisa kembali ke jalan yang benar,” harapnya.
Adapun aksi teror bom di lima lokasi itu di antaranya di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya, Gereja Pantekosta di Jalan Arjuno dan di depan Gereja GKI di jalan Diponegoro, di Rusunawa Wonocolo Sepanjang dan terbaru di depan Mapolrestabes Surabaya yang terjadi pagi tadi. (Aan)