PWMU.CO – Terjadinya aksi bom yang terjadi di minggu ini, menjadi keprihatianan bagi semua rakyat Surabaya. Begitu juga dengan Tri Rismaharini, walikota Surabaya. Ia merasa sedih luar biasa, sehingga lebih dari dua hari tidak tidur sama sekali.
Risma juga mengaku merasa malu. Sebab, kejadian teror bom ini baru satu-satunya di dunia yang melibatkan ibu dan anak. Oleh karena itu ia mengumpulkan seluruh guru agama tingkat SD dan SMP se-Kota Surabaya dalam rapat kerja. Kegiatan ini berlangsung di Convention Hall, Jumat (18/5/2018).
Risma memberikan beberapa pengarahan kepada para guru itu terkait dengan peristiwa teror bom yang mengorbankan istri dan anak tersebut. Ia menegaskan bahwa semua sendi kehidupan dasarnya adalah agama. Setiap agama mengajarkan tentang kebaikan. “Mengajarkan bagaimana hubungan antar sesama manusia, juga bagaimana hubungan Tuhan,” tegas Risma.
“Ajarkan anak-anak sejarah perjuangan para pahlawan. Negara Indonesia merdeka tidak bisa terlepas dari jasa para pahlawan yang telah rela mengorbankan jiwa dan raga. Melupakan itu semua berarti kita tidak bisa berterima kasih”.
“Ajarkan anak-anak untuk toleransi. Hidup berdampingan dengan siapa saja. Sebab kita tidak bisa memilih dilahirkan siapa dan dimana. Semuanya sudah ada yang mengatur yaitu Tuhan”.
“Ajarkan anak-anak untuk mengerti orang lain. Jika tidak diajarkan hal itu, anak-anak nantinya tidak punya hati. Sehingga tidak peduli dengan orang lain”.
“ Ajarkan cinta dan sayang terhadap orang lain. Tanamkan jika kita membantu orang lain, pasti suatu saat kita akan dibantu orang lain”.
“Ajarkan anak-anak untuk tidak menyalahkan orang lain. Terakhir ajarkan anak-anak untuk berkomunikasi yang baik dengan orang lain”.
Kemudian ia mengajak semua guru untuk bersama-sama membimbing anak didik dengan sungguh-sungguh. Menjadikan anak-anak mulia, khususnya mulia di mata Tuhan. (azizah)