PWMU.CO-Setiap orang ingin menjadi orang yang baik. Dan sebaik-baik kalian, menurut Rasulullah, adalah orang yang belajar al-Quran dan mengajarkannya kepada orang lain serta mengamalkannya.
Hal itu disampaikan oleh Imam Besar Masjid At Taqwa Batu Malang Ustadz Bahrudin Sya’ban saat ceramah pada Kajian Kamis Subuh di Masjid Al Jihad Situbondo, Kamis (31/5/2018).
Maka momen Ramadhan, lanjut Bahrudin, perbanyaklah belajar dan membaca al-Quran. “Mari kita jadikan anak-anak kita penghapal al-Quran. Kalau anak kita susah hapal Quran, biasanya shalatnya masih sering bolong dan aras-arasen,” ujar pria yang juga Ketua Majelis Tablig PRM Punten Batu ini.
Menurut dia, orang menyanyi bisa menangis tapi kenapa baca Quran gak bisa nangis, berarti gak paham maknanya. Orang hidup kalau sumpek itu karena jauh dari al-Quran. “Sampaikan ke anak-anak kita untuk menghapalkan al-Quran karena akan diangkat derajatnya oleh Allah,” ungkap pria asli Flores ini.
Selanjutnya yang kedua, sebaik kalian orang yang suka memberi makan. Apalagi pada bulan Ramadhan, memberi makanan untuk berbuka puasa maka mendapatkan pahala senilai orang yang diberi tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut.
Rezeki dan harta kita ini titipan Allah maka keluarkan sebagiannya dengan bersedekah. “Perhatikan firman Allah, barang siapa memberi pinjaman yang baik kepada Allah, maka Allah akan membalasnya dengan yang lebih baik dan berlipat ganda,” tegas pria yang asalnya se kampung dengan Prof Thohir Luth, wakil ketua PWM Jatim.
Kemudian yang ketiga, sambung Bahrudin, sebaik-baik kalian adalah orang yang panjang umurnya dan baik pula amalnya. Umur panjang adalah kenikmatan dari Allah maka pergunakan sebaik mungkin untuk menjalani ketaatan kepada Allah. Gunakan umur untuk banyak ke masjid.
Perjalanan terberat adalah perjalanan ke rumah Allah untuk shalat berjamaah. “Banyak orang kaya yang tidak sanggup ke masjid padahal hartanya adalah karunia dari Allah. Banyak anak muda mampu menaklukkan gunung tertinggi di Indonesia bahkan di dunia, tapi tidak sanggup ke masjid padahal semua kekuatannya adalah karunia Allah,” tukas pria yang juga pengajar di SD Muhammadiyah 1 Batu ini.
”Maka nikmat Allah manakah yang kamu dustakan. Dusta berarti menolak kebenaran. Shalat Subuh di masjid gak mau, alasannya ngantuk. Tapi kalau ada sepak bola Liga Champion tengah malam sanggup bangun. Aneh dan kasihan mereka itu,” ujarnya.
“Perkenalkan dan bawa anak-anak kita ke masjid karena merekalah pengganti kita. Kalau anak-anak bermain itu sudah biasa, tapi kalau bapak-bapak yang bermain di masjid, itu baru aneh,” pesan Bahrudin yang disambut ger-geeraan jamaah.
Yang keempat, kata Bahrudin, orang yang terbaik adalah orang yang masuk ke dalam shaf shalat dengan lembut. Jangan dibiarkan di depannya ada shaf yang masih kosong. Segera maju untuk mengisi dan rapatkan barisan. Orang yang menghidupkan sunnah ini maka Allah akan mencintai dia.
Dikatakan, ada hubungan yang sangat erat antara shaf di masjid dengan barisan jihad. Persatuan umat Islam dibangun dengan barisan shaf. “Persatuan umat itu amatlah penting, sayangnya saat ini kita masih belum bisa bersatu. Mari perbaiki dari sekarang,” ajak alumni Pondok Al-Mukmin Solo ini seraya mengakhiri ceramahnya. (Sugiran)