PWMU.CO-Ada beberapa sebutan untuk bulan Ramadhan. Pertama, syahrul mubarak. Barokahnya Ramadhan karena dilipatgandakan pahala amal saleh. Maka jangan samakan hari puasa Ramadhan dengan hari tidak puasa.
Kalau sebelum Ramadhan sudah biasa membaca al-Quran, maka jangan samakan saat Ramadhan harus makin tadarus. Begitu juga dengan sedekah. Tambahlah dan perbanyaklah sedekah.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Majelis Tarjih Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Situbondo Muhammad Syamsuri saat memberikan kultum tarawih di PRM Griya Panji Mulya, Jumat (1/6/2018).
Kedua, lanjut Syamsuri, Ramadhan disebut juga syahrul maghfiroh. Karena setiap mukmin yang berpuasa dengan iman dan hanya mengharap ridho Allah maka diampuni dosanya yang telah lalu. Ini kesempatan yang sangat berharga.
Kalau kita menulis dosa kita maka tidak cukup tinta untuk menulis berapa banyak dosa yang telah kita lakukan. Kalau kemudian dosa kita harus ditebus maka harta kita tidak akan cukup untuk menebusnya. “Allah memberikan jalan yang mudah, yakni berpuasalah di bulan Ramadhan dengan dilandasi keimanan,” tutur pria asli Banyuwangi ini.
Ketiga, ramadhan disebut juga syahrul doa. Maknanya, bulan Ramadhan adalah tempat kita memperbanyak berdoa, karena doa mustajab adalah doa orang yang berpuasa. Perbanyaklah doa terutama saat menjelang berbuka puasa. “Jangan hanya membaca doa berbuka puasa thok, tambahkan dengan doa yang lain,” ujar pengajar di SMA Muhammadiyah 1 Panji ini.
Sedangkan keempat, Ramadhan disebut juga syahrul Quran. Karena di dalamnya ada malam diturunkannya al-Quran, yang malam itu lebih baik dari seribu bulan. Ini malam turunnya Quran ke langit dunia, bukan malam turunnya Quran yang diperingati sebagai nuzulul Quran.
“Jangan sampai kelewatan dengan malam Lailatul Qodar ini, karena kita tidak tahu apakah masih bisa bertemu dengan Ramadhan yang akan datang,” ungkap alumni Pondok Gontor ini.
Terakhir, Ramadhan disebut juga syahrul shobr. Bulan yang diisi dengan kesabaran, karena orang yang berpuasa adalah orang yang sangat bersabar. Bayangkan, yang halal saja tidak didekati, apalagi yang haram.
Suguhkan kepada orang yang berpuasa minuman yang paling menyegarkan dan makanan yang paling lezat, dia tidak akan tergoda.
Orang berpuasa selalu menghindari sesuatu yang dilarang oleh Allah. “Sabar adalah meninggalkan sesuatu yang bisa dilakukan. Dengan puasa kita dilatih untuk bersabar meninggalkan hal-hal yang dilarang oleh Allah swt,” pesan Syamsuri menutup kultumnya. (Sugiran)