PWMU.CO – Kecenderungan masyarakat Indonesia membaca berita perpolitikan nasional ternyata cukup luar biasa. Mayoritas pembaca, dengan angka mencapai 70,2 persen lebih menyukai berita-berita tokoh dan dinamika partai politik (parpol). Sementara hanya 22,5 persen saja yang menyukai rubrik fatwa ulama.
Demikian salah satu simpulan dari seminar dan bedah buku berjudul “Media Politik, Politik Media” yang diselenggarakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Data perbandingan ekstrem tentang kecenderungan pembaca itu terungkap dari buku karya Direktur Jawa Pos Radar Malang Kurniawan Muhammad ini.
Buku ini berisi tentang bagaimana memahami perilaku memilih, apa saja yang memengaruhi faktor memilih, dan sejauh mana media massa bisa memengaruhi perilaku memilih. Menariknya, Kurniawan juga mengungkapkan beberapa data-data terkait bacaan yang paling disukai pembaca.
“Ternyata yang paling disukai adalah berita tentang tokoh atau pemimpin parpol, perbandingannya itu cukup ekstrim. 70,2 persen menyukai berita parpol dan rubrik yang paling banyak tidak disukai adalah fatwa ulama 22,5 persen,” terangnya dalam acara yang bertempat di Aula Badan Administrasi Umum (BAU) UMM (4/6).
Fatwa ulama yang dimaksud seperti berita-berita yang menginformasikan untuk memilih orang tertentu. “Itulah malah yang tidak disukai pembaca,” lanjutnya.
Kepala Pusat Kajian Sosial Politik (KPKSP), Nurudin mengatakan bahwa buku tersebut bisa menjadi literatur mahasiswa. Selain itu, buku ini berisikan penjelasan tentang pengaruh tingkat keterbacaan rubrik khusus di harian Jawa Pos terhadap perilaku memilih konsumen media dalam pemilu 2009.
“Penulis memang menginginkan launching buku Media Politik, Politik Media ini di kampus-kampus. Dan UMM mendapat kesempatan pertama untuk tempat launching,” pungkas Nurudin.
Bedah buku ini dihadiri pengamat komunikasi politik, Dr Suko Widodo dosen Universitas Airlangga dan pengamat politik sekaligus Dekan FISIP UMM Dr Rinikso Kartono. (nur)