PWMU.CO-Pelajar harus berani katakan tidak terhadap paham radikalisme dan terorisme agar tidak jadi korban.
Pernyataan itu disampaikan oleh Soubarisman, ketua Forum Komunikasi Penanggulangan Terorisme (FKPT) Jawa Timur dalam penutupan acara Darul Arqam SMA Muhammadiyah 3 (Smamga) Gadung Surabaya di lantai 3 gedung sekolah, Selasa (5/6/2018).
Soubarisman mengatakan, saat ini pelajar tidak hanya berada di bawah bayang-bayang bahaya peredaran dan penyalahgunaan Narkoba. Tapi juga berada di bawah ancaman pengaruh paham radikalisme dan terorisme. Sebab pelajar rentan terdoktrin paham radikalisme dan terorisme karena sifatnya yang masih labil.
Maka dari itu, ia mengajak, para pelajar Kota Surabaya untuk menolak paham radikalisme dan terorisme yang nyata mengancam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Mari kita satukan tekad untuk melawan paham radikalisme dan terorisme agar tidak berkembang di kalangan pelajar,” serunya kepada ratusan pelajar yang hadir dari pelajar Smamga maupun SMA Katolik St Luis 1 Surabaya.
Bagaimana cara mencegah paham radikal agar tidak berkembang dan menyasar kalangan pelajar? Soubarisman mengajak para pelajar untuk memperkuat wawasan kebangsaan dan cinta tanah air. Pelajar juga diminta untuk peduli pada sesamanya dan senantiasa berbuat baik pada sesamanya.
Selain itu, lanjut dia, pelajar juga harus membentengi diri dari pengaruh paham radikalis dengan cara belajar agama secara kaffah. Apa pun itu agamanya. “Salah jika paham radikalisme dan terorisme itu dikaitkan dengan agama. Sebab, tidak ada agama manapun yang mengajarkan dan membenarkan tindak terorisme,” tegasnya.
Dijelaskan, agama Islam misalnya, adalah agama rahmatan lil alamin yang senantiasa mengajarkan umatnya untuk berlaku kasih sayang dan cinta akan kedamaian. Sebaliknya, Islam bukanlah agama yang mengajarkan umatnya paham kekerasan dan terorisme.
“Jadilah pemeluk agama yang baik. Jangan sampai kita salah dalam memahami makna dari agama,” tandasnya. (Aan)
Discussion about this post