PWMU.CO – Di antara pihak yang berperan bagi kebesaran grup musik Debu adalah Muhammadiyah. Demikian pengakuan yang disampaikan pimpinan grup, Kumayl Mustafa Daood, kepada PWMU.CO, (29/7). Wawancara eksklusif dilakukan sebelum grup ini menghibur warga Muhammadiyah dalam acara Syawal Expo ke-2 Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Malang di Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Mustafa dengan santun dan penuh keakraban menceritakan perjalanan karirnya sejak 2001 yang tidak lepas dari peran penting Prof Din Syamsuddin, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah 2005-2015. “Pak Din Syamsuddin yang saat itu menjadi Ketua Umum PP punya peran yang penting buat kami. Karena beliaulah sehingga kami bisa menyandang warga negara Indonesia,” ujar Mustafa yang asli kelahiran Oregon, Amerika Serikat.
“Saya merasa berhutang budi dengan Muhammadiyah. Makanya setiap even Muhammadiyah meminta kami untuk main, kami selalu bahagia dan bersemangat,” sambungnya sambil menyatakan bahwa semangat dakwah Muhammadiyah bisa berjalan seiring dengan musik. “Bisa seiring dengan musik kami yang bertujuan untuk mengajak semua orang cinta Allah.”
Bapak 9 anak itu mengatakan sebelum kenal dengan Din Syamsuddin dia telah mengenal Abdur Rahman Basalamah di Makassar dan belajar menggunakan alat musik gambus di Bugis. Selain itu, dia juga dia juga belajar Bahasa Arab pada Syaikh Muhammad Al Khatib dari Syria di Universitas Muhammadiyah Makassar.
“Begitulah ceritanya setiap langkah kami tidak lepas dari peran Muhammadiyah sejak tahun 2001 dengan pak Din Pimpinan Pusat Muhammadiyah,” tutur pria yang tinggal di Bogor itu.
Di akhir perbincangan, Mustafa menyampaikan pesan khusus kepada warga dan peiat Muhammadiyah. Terutama para senimannya. “Saya ingin mengajak para seniman Muhammadiyah untuk bersinergi bersama memajukan musik untuk mencintai Allah,” tutur Mustafa.
Dengan seni, kata Mustafa, sesungguhnya bisa mendekatkan diri seorang Muslim kepada Tuhannya. “Untuk para pemusik muslim, carilah Allah dalam seni. Niscaya seni akan selalu dekat dengan rahmat Allah,” pungkasnya. (uzlifah)