PWMU.CO – SMP Muhammadiyah 1 Gresik—atau yang dikenal dengan sebutan Spemutu—menggandeng Universitas Ciputra Surabaya untuk menyiapkan diri sebagai sekolah entrepreneur.
Salah satu kegiatan yang telah dilakukan adalah Workshop Penerapan Pembelajar Entrepreneurship di Sekolah, yang digelar di Spemutu, Jalan KH Kholil Gresik, Sabtu (1/9/18).
Kepala Spemutu Ahmad Ashari SPd menyatakan, workshop ini merupakan kelanjutan dari program kerja yang diusulkan oleh Wakasek Urusan Humas Spemutu pada rapat kerja di awal semester lalu. “Saya ingin sekolah ini menjadi pembeda di antara sekolah lain,” ungkapnya.
Dia menyampaikan, saat ini sudah banyak sekolah adiwiyata. “Tapi sekolah entrepreneur jarang kita dengar. Oleh karena itu, saya berharap ini adalah langkah baru untuk Spemutu,” tuturnya pada PWMU.CO, Jumat (31/8/18).
Wakasek Urusan Hubungan Masyarakat (Humas) Spemutu Hefa Yustisia Fanani, SPd banyaknya jumlah pengangguran di Indonesia, harus melahirkan ide-ide kreatif. “Oleh sebab itu, harus ada alternatif lain untuk bergerak, salah satunya ya, menjadi wirausahawan,” ungkapnya di sela workshop.
Kita di sini, sambungnya, mencoba untuk menyelipkan nilai-nilai kewirausahaan dalam proses pembelajaran. “Dengan menggandeng Universitas Ciputra Surabaya sebagai partner kerjasama, kami berharap segala yang telah direncanakan segera terealisasi,” ujar dia.
Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kecamatan Gresik Ir Ahmad Subagiono mengatakan, Spemutu adalah sekolah pertama di bawah naungannya yang akan dipoisikan sebagai sekolah entrepreneur.
“Spemutu adalah yang awal. Nantinya akan disusul oleh SD Muhammadiyah 1, SD Muhammadiyah 2, dan SD Muhammadiyah 3,” ungkapnya.
Workshop menghadirkan Lucky Cahyana Subadi SPd MM, narasumber dari Universitas Ciputra Surabaya. Dosen yang mengawali karir sebagai guru SD ini telah melakukan banyak perjalanan untuk mengembangkan pendidikan entrepreneur di Indonesia.
Menurutnya ada tiga prinsip dasar yang harus dimiliki entrepreneur, “Pertama kita harus peka terhadap kebutuhan orang lain. Ini akan menjadi langkah awal untuk kita bergerak. Kedua, seseorang harus mampu melihat peluang. Dan yang terakhir, kita harus berani mengambil resiko,” ungkapnya.
Wakil Urusan Kurikulum Spemutu Sulistyaningsih SPd MPd menjelaskan, praktik workshop ini di sekolah adalah dengan cara menyisipkan materi-materi entrepreneurship ke dalam mata pelajaran yang ada.
“Minimal dalam satu KD (kompetensi dasar) di dalam RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran) yang diberikan sudah memasukkan nilai-nilai entrepreneurship dalam proses pembelajarannya” tuturnya. (Awiyan Subekti)