PWMU.CO – Viral sebuah video sekelompok polisi di Kabupaten Polman, Sulawesi Barat (Sulbar), menyetop bocah yang mengemudi motor. Jenaka, humanis.
Tapi yang tak kalah serunya adalah kabar bahwa tiga personel Polri tersebut sebetulnya saat itu tengah melakukan pengamanan jalur dalam rangka Tabligh Akbar Ustadz Abdul Shomad (UAS).
Satu dua pekan lalu, UAS dikabarkan membatalkan safari dakwahnya di beberapa daerah karena adanya ancaman. Sebelumnya, media juga mewartakan UAS dipaksa balik kanan saat akan berceramah di tempat lain. Tapi di Sulawesi Barat, UAS tanpa halangan bisa bersilaturahim ke masyarakat dan memberikan pencerahan ke umat.
Saya ingin mengemas kejadian di atas dalam bingkai yang indah.
Pertama, betapa masyarakat Sulbar menghargai kedatangan tamu. Ketika belum lama ini di sejumlah titik terlihat telanjang aksi penolakan sekelompok massa terhadap tamu, masyarakat Sulbar justru sungguh-sungguh berhasil memperlihatkan kemuliaan budi pekerti mereka.
Kedua, betapa jajaran Polda Sulawesi Barat mampu menciptakan kondisi yang aman dan menenteramkan. Kemampuan sedemikian rupa tentu hasil kerja positif aparat kepolisian Sulawesi Barat dalam menyambangi dan membelai hati warga. Hubungan positif yang terjalin antara masyarakat dan “pelayan, pelindung” mereka berbuah manis dengan terbentangnya karpet bagi tamu yang datang.
Ketiga, UAS membuktikan bahwa di mana pun bumi dipijak, kedamaian pun tumbuh marak. Dia konsekuen bahwa kebaikan yang dikemas dalam perkataan adalah tercermin dalam perbuatan. Pencekalan, pencegatan, penghadangan, pengusiran terhadap UAS adalah paranoia yang tak beralasan.
Salam takzim bagi korps Polda Sulawesi Barat. Kerinduan masyarakat akan tausiyah tuan guru telah terobati, berkat kerja tulus serta kerja lurus Bapak dan Ibu Polisi. (*)
Kolom oleh Reza Indragiri Amriel,
Kepala Bidang Pemenuhan Hak Anak, Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI).