PWMU.CO – Adakah di antara jamaah yang puasa Ramadhan tahun lalu, berat badannya malah overweight? Itulah pertanyaan yang diajukan dr Tjatur Prijambodo, M Kes saat mengawali ceramahnya pada Pengajian Jumat Kliwon Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Pangkatrejo, yang berlangsung di Masjid Al Arqom Desa Parengan, Kecamatan Maduran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Jumat (20/5).
Mendapat pertanyaan seperti itu, banyak jamaah yang tersenyum. “Adakah yang salah dengan puasa kita? Mengapa puasa justru membuat berat badan berlebih?” tanya Tjatur lebih lanjut. Menurut suami Trinil Anies ini, puasa seharusnya menyebabkan pelakunya semakin sehat. “Tidak hanya sehat jasmani dan rohani, tetapi juga sehat sosial dan spiritual,” ujarnya.
(Baca: Mitos Mandi Malam Upaya Menjauhkan Muslim dari Tahajud)
Dalam ceramahnya, Tjatur menjelaskan secara detail manfaat puasa pada aktivitas otak, optimalisasi liver, dan kontrol gula garah. Daya tahan tubuh seseorang, kata Tjatur, akan meningkat saat berpuasa. Hal itu terjadi karena menurut pengasuh rubrik kesehatan majalah Matan ini, orang yang berpuasa dengan benar, berat badannya akan menjadi normal dan tekanan darah yang tinggi akan berangsur membaik.
“Berat badan berlebih (overweight) pada orang yang berpuasa dengan benar, secara bertahap akan menjadi normal. Karena cadangan lemak yang ada, akan ‘dipakai’ oleh tubuh sebagai bahan bakar tenaga,” jelas anggota Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) PWM Jatim ini. “Jadi ironis jika berpuasa tapi justru berat badan naik.”
Di tengah pemaparan materi Hikmah Puasa dan Kesehatan itu ada seorang jamaah bertanya, “Dok, saya menderita sakit maag dan saat telat makan, perih sekali. Kalau harus puasa dan tidak makan selama 13 jam, saya nggak bisa bayangkan seperih apa perut saya,” tanya Masrufin, jamaah asal Parengan.
Dengan lugas dokter yang piawai mencipta lagu ini menjawab, “Justru Pak Masrufin harus puasa!” Dengan berpuasa, kata Tjatur, lambung akan ‘beristirahat’ dan punya kesempatan untuk meregenerasi lapisan mukosanya yang ‘luka’ karena maag. “Maka, bagi penderita sakit ini, untuk bisa sembuh, harus berpuasa.”
(Baca juga: dr Tjatur: Banyak Mitos di Seputar Menstruasi)
Di akhir ceramahnya, Tjatur mengingatkan jamaah agar tidak tidur selepas sahur dan shalat Subuh. “Dan jangan berbuka dengan perasaan balas dendam karena seharian tidak makan,” pesannya yang disambut senyum para jamaah.
Pengajian yang dihadiri 250 jamaah dari 11 Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) ini sudah 10 tahun berjalan. Diikuti warga Muhammadiyah dan ortom seperti Aisyiyah, Nasiatul Aisyiyahh, Pemuda Muhammadiyah, IPM dan santri Al Arqom. “Alhamdulillah pengajian yang sudah berjalan 10 tahun ini berjalan lancar,” kata Farchan, Ketua PCM Pangkatrejo.
Farchan mengatakan, pengajian ini diadakan secara bergiliran dari ranting ke ranting dan dilaksanakan setiap hari Jumat Kliwon dengan penceramah bergantian. “Pengajian kali ini giliran yang pertama dari 10 tahun terakhir yang bertempat di masjid Al Arqom PRM Parengan. Sementara itu Ketua PRM Parengan Alifin yang ikut memberi sambutan, menekankan pentingnya organisasi bermartabat. (Malikan)