PWMU.CO-Bagi Aiman Aulia S, siswa yang duduk di kelas VII ini, pemainan memanah pengalaman pertama yang mengasyikkan sekaligus menegangkan. Bukan hanya pada waktu pegang busur dan anak panah, tetapi fokus dan konsentrasi.
Inilah yang dilakukan Aiman, begitu sapaan akrab, bersama 56 rekan IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah) SMPM 12 GKB dalam Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa di Trawas, Jumat (16/11/18).
Aiman menjelaskan game memanah, tantangan paling seru pada saat menarik tali busur dan mulai membidik. “Di sesi itu, perasaan deg-degan dan khawatir pasti ada. Bisa nggak anak panah mengenai target sasaran di depan atau malah melenceng,” ungkap cowok yang hobi desain grafis ini.
Sebelum bermain, lanjutnya, sudah diajari tekniknya. Mulai cara memegang busur, menaruh anak panah di busur, cara menarik, sampai cara membidik hingga sampai di sasaran.
“Kelihatan mudah saat mendengarkan trainer menyampaikan, tetapi ketika praktik, sulit juga. Wah, jadi Robin Hood susah juga,” ungkapnya.
Hal serupa juga disampaikan Daffa Aditya Rusdianto. Siswa yang bulan lalu meraih juara I Festival Sains bidang IPA ini mengungkapkan, panahan itu gampang-gampang sulit. Meskipun bukan kali pertama memainkan panahan, tetapi masih juga belum bisa mengarah anak panah ke sasaran.
“Ketika sudah memicingkan mata, mengatur nafas, dan menarik tali yang kuat, tetap saja masih meleset sasarannya. Butuh latihan dan konsentrasi lagi supaya bisa berhasil,” katanya selesai permainan.
Yugo Triawanto MSi, waka kesiswaan yang turut mendampingi kegiatan mengungkapkan, semua game yang diberikan di LDKS adalah proses belajar. ”Pendidikan karakter seorang pemimpin, komunikasi, kerjasama, tanggung jawab, maupun ketangkasan kami berikan sebagai sangu semua kader IPM supaya bisa memberikan sumbangsih terbaik bagi organisasi,” ujarnya. (Ichwan Arif)