PWMU.CO– Resepsi Milad Muhammadiyah ke-106 yang digelar Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Ponorogo bertabur kado Istimewa. Selain 4 unit mobil dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur dan Lazismu Ponorogo, Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (LSBO) PDM Ponorogo mempersembahkan kado istimewa berupa film berjudul “Matahari di Garis Batas”, Selasa (20/11/18).
Bertempat di Padepokan Reyog jl. Pramuka 19A, film produksi LSBO PDM Ponorogo bekerjasama dengan Alisya Computer Multimedia (ACM) Pacitan ini dilaunching sebagai kado istimewa milad Muhammadiyah ke-106.
Launching film dilakukan oleh ketua PDM Ponorogo Drs Maftuh Bahrul Ilmi MH di tengah ribuan warga Persyarikatan Muhammadiyah yang menghadiri resepsi Milad Muhammadiyah ke 106. “Bismillahirrahmanirrahim, dengan ini film “Matahari di Garis Batas” kami launching,” ucap Maftuh saat launching film.
Tampak antusiasme ribuan warga persyarikatan Muhammadiyah yang memenuhi Padepokan Reyog menyaksikan trailer film yang diputar. Tepuk tangan bergemuruh usai pemutaran trailer film “Matahari di Garis batas” ini.
Pak Maftuh, begitu biasa dipanggil sangat mengapresiasi film produksi LSBO PDM Ponorogo ini. “Film ini sangat bagus dan inspiratif. Saya berharap seluruh warga persyarikatan menonton film produksi LSBO Ponorogo ini,” ucapnya usai pemutaran trailer.
Acara dilanjutkan dengan penyerahan poster film oleh Agus Sukoco SE, Ketua LSBO PDM Ponorogo sekaligus Pimpinan Produksi film kepada Drs Maftuh Bahrul Ilmi MH.
Kepada PWMU.CO, Agus Sukoco mengungkapkan bahwa LSBO ingin memberikan kado yang lain pada milad Muhammadiyah ke-106. “Kami ingin memberikan kado spesial pada Milad Muhammadiyah ke-106 ini. Makanya kami berpikir untuk membuat produksi kreatif dalam bentuk film biografi,” terangnya.
Menurut Agus, begitu sapaan akrabnya, awal Desember 2018 akan dimulai cetak tiket untuk film ini. “Insya Allah awal Desember kami akan cetak tiket. Selanjutnya kami atur jadwal pemutaran film dan bisa dinikmati warga persyarikatan,” tuturnya.
Masih menurut Agus, film “Matahari di Garis Batas” rencananya akan diputar di Aula Sport Hall SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo. “Semoga film ini menjadi inspirasi generasi muda untuk berbuat kebaikan dan bermanfaat untuk orang lain,” harapnya.
film “Matahari di garis batas” adalah sebuah film yang mengisahkan semangat anak muda bernama Juminto yang mau dan rela berjuang meninggalkan rumah tempat tinggal untuk menuntut ilmu tinggal dipanti asuhan dengan latar belakang kondisi orang tua yang kurang mampu.
Setelah Remaja Juminto mempunyai semangat untuk membawa perubahan lingkungan tempat tinggal. Menikah usia remaja (masih kuliah) dalam rangka dakwah (mendampingi suami untuk menjadi seorang guru TPA hingga menjadi pesantren. (Timur/Arifah)
(Baca: Matahari di Garis Batas, Kisah Anak Panti Yang Difilmkan LSBO Ponorogo-ACM Pacitan)