PWMU.CO – Pacaran setelah menikah itu lebih nikmat dibandingkan dengan pacaran sebelum menikah, kenapa?
Itulah pertanyaan yang disampaikan oleh Nurfadlilah Spd kepada para peserta Samara Course yang diadakan oleh Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah Kabupaten Gresik, di Gedung Dakwah Muhammadiyah Gresik, Sabtu-Ahad (24-25/11/18).
Anggota Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kabupaten Gresik menyampaikan beberapa poin tentang mudharatnya pacaran sebelum menikah, di antaranya, pertama membuat diri mudah terjerumus ke perzinaan, sebab dalam Alquran Surat Al Isra Ayat 32 sudah dijelaskan walaa taqrabuzzinaa innahu kaana faakhisata wasaa sabila. (dan janganlah kamu mendekati zina, sebab zina itu sungguh suatu perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk. “Misalnya seperti berpegangan tangan dengan yang bukan mahramnya,” dia mengingatkan.
Kedua, melemahkan iman. “Ternyata sudah dari akarnya pacaran sebelum nikah adalah dosa sebab dengan pacaran mampu mengabaikan cinta manusia kepada Sang Pemilik nyawa,” urainya.
Ketiga, mengajarkan kemunafikan. Menurut ibu dengan dua anak dan enam cucu ini, dalam pacaran tak ada yang murni. “Karena semuanya berbalut kebohongan serta hanya janji-janji manis belaka,” ucapnya.
Keempat, mengurangi produktivitas dan minat belajar. “Katanya pacaran itu memotivasi padahal sebenarnya banyak waktu belajar yang tersia-siakan karena dihabiskan untuk sang pacar,” ungkapnya.
Kelima, menjadikan hidup boros. “Banyak para pemuda kebanyakan lebih seru dengan memberikan sesuatu kepada pacarnya ketimbang ibunya,” sindirnya.
Keenam, memicu tindakan kriminal. Menurut Ketua Pimpinan Cabang Aisyiyah Kebomas Gresik ini, sering sekali media sosial memberitakan tentang remaja yang membunuh remaja lain karena berebut pacar.
Wanita kelahiran Lamongan 29 Maret 1959 ini menegaskan, pacaran sebelum menikah itu banyak mudharatnya. “Selain tidak disyariatkan dalam Islam juga banyak kerugiannya karena dalam Islam yang disyariatkan adalah sebuah pernikahan,” ujarnya
Dia lalu mengutip sebuah hadits riwayat Bukhari, Muslim, Ibnu Majjah, dan At-Tirmidzi tentang pentingnya menikah. “Berkeinganlah menikah karena sesungguhnya pernikahan itu dapat menundukkan pandangan mata dan memelihara kemaluan. Dan barang siapa di antara kalian yang belum mampu maka hendaknya kalian berpuasa karena puasa dapat menjadi penghalang untuk melawan gejolak nafsu.”
Menurutnya, ada banyak kebahagiaan yang bisa didapatkan dari indahnya ‘pacaran’ setelah menikah. “Selain terhindar dari dosa perzinaan, hubungan pernikahan yang direstui orangtua pastinya akan lebih romantis,” tegasnya.
Dia menambahkan ada poin penting menjemput impian di indahnya pernikahan. “Niatkan untuk menjemput ridha Allah SWT.” (Iid)