PWMU.CO – Ketua Lembaga Dakwah Kusus (LDK) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Muhammad Arifin mengingatkan para dai khusus agar ketika memberikan materi penyuluhan dakwah tidak asal tampil alias tampil bondo nekat (bonek).
Arifin mengingatkan itu ketika memberikan materi tentang Public Speaking pada acara Bimbingan Teknis Dai Komunitas yang diadakan LDK PWM Jatim di Hotel Merr Darmawangsa Surabaya, Selasa (27/11/18).
Arifin mengatakan, salah satu poin penting yang harus dimiliki oleh seorang dai khusus Muhammadiyah adalah keluasan ilmu sehingga bisa mengunakan kecerdasan akalnya dengan baik.
“Kalau kita masuk dalam sebuah komunitas, tapi tidak memiliki ilmu atau tidak paham kondisi, maka kita akan sulit diterima. Jangankan masuk untuk membaur di dalamnya, diterima saja akan sulit. Jadi kita harus menguasai betul meterinya dengan baik,,” katanya.
Arifin melanjutkan, dalam menyampaikan meteri penyuluhan seorang dai khusus juga harus komunikatif dan tampil percaya diri. “Dai khusus haruslah cerdas mengelola materi. Sebab, banyak orang yang punya ilmu top, tapi mereka gagal karena tidak komunikatif dan tidak punya keberanian tampil,” ungkapnya.
Arifin mengungkapkan, adapun inti dari materi penyuluhan itu adalah materi pembuka, isi dan penutup. Disebutkan, materi pembuka itu isinya pengenalan tentang profil diri. Sementara, isi adalah materi utama penyuluhan.
“Nah, kalau dalam materi penutup itu kita harus bisa menamkan pesan dan kesan yang melekat bisa kuat. Jangan cuma memberi kesimpulan saja,” pintanya.
Ia kemudian membagikan tiga hal penting yang harus dikuasai oleh dai khusus ketika memberikan penyuluhan dakwah ke komunitas-komunitas binaan. “Kita harus pahamilah materinya, pahami audiens, dan memahami waktu,” pungkasnya. (Aan)