PWMU.CO – Mengenal diri bukan sekadar mengetahui nama, jenis kelamin, alamat, atau hal-hal yang terlihat oleh mata saja. Akan tetapi juga memahami diri secara tersirat terutama mengenai kepercayaan dan pendirian yang diketahui.
Humas Badan Tadjid Center (BTC) Gresik Sya’roni SE menyampaikan hal itu dalam Samara Course yang digelar Departemen Pendidikan dan Departemen Dakwah Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Kabupaten Gresik, di Gedung Dakwah Muhammadiyah Gresik, Sabtu (24/11/18).
Di hadapan 73 peserta, Sya’roni menyampaikan materi “Who am I”. Menurutnya, untuk mengetahui ‘siapa diri saya’ ada tiga indikator. Pertama dengan indikator muhsinin yakni kepribadian yang istiqamah (konsisten) dalam berbuat kebaikan.
“Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik,” ucapnya sambil mengutip Surat Ali Imron Ayat 148 dan Al Maidah Ayat 13.
Kedua berjihad atau berjuang dengan sungguh-sungguh untuk menjalankan misi utama manusia menegakkan agama Allah.
“Berjuang dengan sungguh-sungguh dilaksanakan untuk menjalankan misi utama manusia yaitu menegakkan agama atau menjaga agama tetap tegak sesuai dengan garis perjuangan para Rasul dan Alquran,” ungkapnya.
Dia lalu merujuk surat Al-Ankabut Ayat 69, “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.”
Ketiga berinfak dan berkurban. “Bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka, Maka Tuhanmu ialah Tuhan yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah).
(Yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, orang-orang yang sabar terhadap apa yang menimpa mereka, orang-orang yang mendirikan sembahyang dan orang-orang yang menafkahkan sebagian dari apa yang telah Kami rezekikan kepada mereka,” ucapnya mengutip Surat Alhajj Ayat 34-35.
Di akhir materinya pria kelahiran Lamongan 25 Desember 1963 ini menegaskan bahwa hidup ini membutuhkan pedoman supaya ada kekuatan. “Tidak mencari jalan pintas,” ucapnya. (Ian Ianah)