PWMU.CO-Miracle in Cell No. 7, film Korea, menjadi menu dalam nonton bareng (nobar) film inspiratif yang diberikan tim wali kelas IX usai Penilaian Akhir Semester (PAS) di open hall sekolah, Selasa (4/12/18)
Film yang diproduseri Lim Min Sub dan dirilis 23 Januari 2013 ini mengisahkan seorang ayah yang memiliki keterbelakangan mental, Lee Yong Goo, dan putrinya usia 6 tahun, Ye Sung.
“Film ini kita putar karena pesan moral tentang kasih sayang ayah dan ungkapan terima kasih seorang anak pada ayah yang telah menyayanginya,” ujar Imroatus Sani SPd, wali kelas IX.
Sani, begitu sapaannya, berharap dengan penayangan film inspiratif ini bisa memberikan pembelajaran pada siswa, khususnya tentang nilai karakter. Selain itu, bisa dijadikan sebagai rekreasi siswa setelah sepekan menjalani PAS.
Film bergenre drama ini memang bisa menguras perasaan dan air mata siswa. Penonton yang didominasi siswa kelas IX ini terbawa alur cerita yang ditulis Lee Hwan Kyung ini.
“Sempat nangis saat lihat Ye Sung (putri) mengunjungi sel di mana ayahnya ditempatkan. Apalagi saat lihat Lee Yong Goo (ayah) memeluk anaknya yang sempat terpisah, ketika diasuh lembaga pengasuhan,” ungkap Lintang Sukma Anjarwati, usai nobar.
Kasus yang menimpa sang ayah, lanjutnya, baik itu pembunuhan, pelecehan seksual, dan penculikan berhasil disangkal di depan pengadilan dan dinyatakan tidak bersalah ketika Lee Yong Goo sudah kena hukuman mati.
Hal senada juga disampaikan Mirna Rahma Aulia. Siswa yang hobi membaca ini pun mengaku sangat tersentuh mana kala melihat perjuangan sang ayah untuk membahagiakan putrinya.
“Yang membuat tersentuh ketika Ye Sung (putri) minta dibelikan tas yang bergambar Sailor Moon. Sang ayah pun ingin menyenangkan putrinya, karena pingin lihat putrinya tersenyum,” katanya.
Mirna, begitu sapaannya, mengaku bahwa film ini sangat memberikan nilai positif. Bagaimana kisah seorang ayah yang dipisahkan akibat ada kasus yang berakhir dengan hukuman mati terhadap sang ayah.
“Nilai karakter sangat mengena, bagaimana kasih sayang orang tua dan seorang anak harus berterima kasih padanya. Seorang ayah yang ingin membahagiakan anak semata wayang, sebaliknya seorang anak yang ingin mengucapkan terima kasih karena telah merawat dan menyayangi,” paparnya sambil menyeka air mata. (Ichwan Arif)