PWMU. CO – Dua Prinsip dalam holistic education (pendidikan holistik) di era revolusi 4.0 adalah freedom (kebebasan) dan democracy (demokrasi).
Pernyataan itu disampaikan oleh Dra Arbai’yah Yusuf MA dalam acara Sharing Session yang diselenggarakan oleh Tim Kurikulum Sinergi Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) GKB Gresik, di SMP Muhammadiyah 12 GKB, Sabtu (12/1/19).
Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur itu menyampaikan, saat ini khususnya di sekolah dengan peningkatan mutu internasional perlu menerapkan society schooling sebagai wadah bagi siswa dalam mengembangkan potensi dirinya.
“Freedom of mind (kebebasan beripikir), freedom of choice (kebebasan dalam menentukan pilihan) dan freedom of expression (kebebasan dalam berekspresi) perlu dibelajarkan dan dilatihkan serta diberikan ruang untuk siswa di sekolah” paparnya. Namun, sambung Arbaiyah, siswa perlu ditingkatkan pula penguatan pendidikan karakternya hingga level international.
“Terkait sikap tidak hanya 18 karakter yang dikembangkan di sekolah. Tapi sikap selalu husnudzan (sangka baik), hidup bersih, atau suka menolong sesama sudah selayaknya melekat dalam diri siswa dan pegawai disekolah” ungkapnya
Pendidikan karakter melalui ekstrakurikuler pun sudah menyentuh sampai kearah filsafat sehingga siswa bisa memperoleh journey of knowledge atau pengalaman pengetahuan yang luar biasa.
“Sehingga salah satu wadah kegiatan pembelajaran siswa misalnya dalam seni tidak hanya mengasah skill bermain peran namun bagaimana siswa dapat berdiskusi, berargumentasi hingga memberikan kritik terhadap kualitas seni,” ungkapnya.
Arbaiyah mencontohkan, dalam pemberian soal multiple choice (pilihan ganda) misalnya, kecenderungan guru hanya menggunakan untuk menguji aspek pengetahuan siswa.
“Padahal soal multiple choice bisa digunakan self assesment (penilaian oleh diri siswa) terhadap pemahaman materi yang diperoleh siswanya,” jelas anggota Majelis A’la Pesantren Putri Gontor Ponorogo ini.
Pendidikan di Indonesia, menurutnya, sudah terbelenggu oleh budaya dan aturan-aturan yang mengikat. “Sekolah Muhammadiyah perlu meningkatkan kualitas mutu pendidikannya lebih maju lagi hingga ke sekolah internasional dalam sekolah satuan pendidikan kerjasama (SPK),” pesannya.
Kegiatan bertema A Pioneer: Being The International Citizen ini diikuti oleh 30 guru dalam lingkungan sekolah Muhammadiyah GKB Gresik alias Mugeb School yatu SDM 1 GKB, SDM 2 GKB, SMPM 12 GKB, dan SMAM 10 GKB.
Ketua Majelis Dikdasmen PCM GKB Nanang Sutedja SE MM menyambut gembira atas apa yang disampaikan oleh Arbaiyah terhadap peningkatan mutu pendidikan international di lingkungan sekolah Muhammadiyah GKB.
“Semoga tantangan dan peluang untuk Mugeb School ini bisa dijalankan di tahun pelajaran ke depan yaitu 2019-2020” harapnya. (Anis Shofatun)
Discussion about this post