PWMU.CO-Muhammadiyah Tobacco Control Centre (MTCC) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta bekerja sama dengan STIE Ahmad Dahlan Jakarta mengadakan rapat konsolidasi triwulan di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Menteng Raya, Jakarta, Jumat (25/1/2019).
Rapat ini membantu kebijakan pemerintah menyusun instrumen untuk mengatasi lingkaran kemiskinan dan stunting melalui advokasi taps ban dan taxation di bidang pengendalian tembakau.
Direktur Program MTCC dr Supriyatingsih SpOG mengatakan, data menunjukkan dominannya konsumsi rokok di tengah masyarakat menjadi salah satu pemicu utama berbagai penyakit katastropik.
Penyakit katastropik ini, ujar dia, yang menjadi beban BPJS. Penyakit katastropik berbiaya tinggi dan secara komplikasi dapat terjadi ancaman jiwa. Contohnya jantung, stroke, diabetes, kanker, ginjal, hepatitis, thalasemia, leukemia.
Karena itu dia meminta pemerintah mengatur tarif cukai rokok yang membuat anak-anak dan orang miskin tidak menjangkau harga rokok. Pemerintah harus mendorong masyarakat hidup sehat tanpa rokok. Dengan demikian keuangan BPJS tidak terbebani dengan pengelauran besar untuk biaya penyakit ini.
Wakil Direktur MTCC Dianita Sugiyo menambahkan, sangat disayangkan ada politisasi terhadap tembakau. ”Tarif cukai hasil tembakau tahun 2019 tidak dinaikkan membuat pengeluaran keluarga miskin terkurangi untuk rokok. Ini yang membuat kemiskinan, stunting dan buruknya kesehatan meningkat,” katanya. (Galih)