PWMU.CO – Direktur Pembina SMK Kemendikbud Republik Indonesia Dr M. Bakrun menyatakan pengembangan dan pengelolaan SMK tidak boleh disamakan dengan SD/MI, SMP/MTs maupun SMA/MA. Pasalnya, SMK memiliki karakteristik yang sepesifik yaitu kejuruan.
“SMK itu spesifik menyiapkan lulusan berdaya saing yang siap kerja. Jadi berbeda sama SD, SMP maupun SMK,” kata Bakrun dalam acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) SMK Muhammadiyah di Hotel Savana Jalan Letjen Sutoyo 30-34 Malang, Jumat (1/2/19).
Bakrun mengatakan, saat ini kemajuan SMK di Indonesia masih sangat tergantung dengan kualitas kepala sekolah. Bahkan, hampir 85 persen kemajuan SMK ditentukan oleh kepala sekolah, terutama SMK swasta.
“Nah, kalau SMK tidak maju-maju, maka yang harus disalahkan adalah kepala sekolahnya,” paparnya.
Oleh karena itu, ia mengingatkan, para Kepala SMK agar tidak sering-sering berada di belakang meja dan menunggu tanda tangan datang.
Kepala SMK, lanjut dia, harus dinamis, full mencurahkan pikiran dan waktunya untuk memajukan sekolah.
“Kepala SMK harus banyak mencari kerja sama industri, rajin memasarkan lulusannya, dan mencari peluang mendapatkan CSR,” serunya.
Bakrun menegaskan, SMK harus memilik banyak kerja sama dengan industri. Itu wajib hukumnya. “Kalau tidak punya kerja sama dengan industri, maka itu namanya SMK sastra,” ungkapnya.
Ia menginformasikan, BUMN saat ini banyak mencari lulusan SMK yang tersertifikasi melalui bursa kerja khusus (BKK) “Nah, ini adalah peluang yang harus ditangkap oleh SMK. Tak terkecuali SMK Muhammadiyah,” ujarnya. (Aan)