PWMU.CO – Beramal dalam Islam itu seperti menanam. Dan hasilnya baru bisa dinikmati di masa depan oleh generasi mendatang. Seperti itu pula yang harus dilakukan para pimpinan dan warga Persyarikatan Muhammadiyah. Demikian yang disampaikan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Dr M Saad Ibrahim MA dalam Pengajian Pimpinan Muhammadiyah Cabang (PCM) Solokuro, Sabtu (28/5).
“Ber-Muhammadiyah itu menanam. Kalau kita lihat Rumah Sakit Muhammadiyah (RSM) Lamongan yang begitu megah, maka itu adalah jasa para pejuang Muhammadiyah, yang sekarang sudah wafat,” ujar Saad.
Saad juga mengatakan, Muhammadiyah itu punya dua gerak. Ke belakang dan ke depan. “Ke belakang untuk masalah akidah dan ibadah. Harus jauh ke belakang, yaitu ke Quran dan Hadis,” kata dosen UIN Malang ini. Tapi untuk modernitas, katanya, geraknya harus ke depan. Acuannya adalah sains dan teknologi. “Maka dalam bidang akidah dan ibadah, Muhammadiyah harus tajrid. Sementara dalam modernitas harus tajdid.”
Pengajian yang dihadiri sekitar 600 hadirin itu, ditempatkan di depan PAUD dan TK Aisyiyah Takerharjo, Kecamatan Slokuro, Kabupaten Lamongan. Turut hadir Wakil PDM Lamongan Drs Ali Hilmy MA, Ketua PCM Solokuro Muhammad Tsabit Hamdan, dan Ketua PRM Takerharjo Drs Amirul Mukminin MA. Hadir juga pejabat setempat seperti Camat Solokuro, Kapolsek Solokuro, dan Danramil Solokuro,.
Dalam sambutannya, Ketua PCM Solokuro Muhammad Tsabit Hamdan mengatakan, pengajian pimpinan kali ini merupakan pengajian terakhir di masa periodenya yang kedua. “Kebetulan diadakan di Desa Takerharjo. Alhamdulillah, semoga Muhammadiyah di Cabang Solokuro dan Ranting Takerharjo semakin maju, dapat menjadi percontohan bagi Muhammadiyah di daerah-daerah lain.” (M Husnaini)